Analisis
isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam
terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Analisis
ini biasanya digunakan pada penelitian kualitatif. Pelopor analisis isi adalah Harold
D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang
atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi
Ada beberapa definisi mengenai analisis isi. Analisis isi secara umum diartikan sebagai metode yang meliputi semua analisis menganai isi teks, tetapi di sisi lain analisis isi juga digunakan untuk mendeskripsikan pendekatan analisis yang khusus.
Menurut
Holsti, metode analisis isi adalah suatu teknik untuk mengambil kesimpulan
dengan mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara objektif,
sistematis, dan generalis.
Objektif berarti menurut aturan atau prosedur yang apabila dilaksanakan oleh orang (peneliti) lain dapat menghasilkan kesimpulan yang serupa. Sistematis artinya penetapan isi atau kategori dilakukan menurut aturan yang diterapkan secara konsisten, meliputi penjaminan seleksi dan pengkodingan data agar tidak bias. Generalis artinya penemuan harus memiliki referensi teoritis. Informasi yang didapat dari analisis isi dapat dihubungkan dengan atribut lain dari dokumen dan mempunyai relevansi teoritis yang tinggi. Definisi lain dari analisis isi yang sering digunakan adalah: research technique for the objective, systematic and quantitative description of the manifest content of communication.
Objektif berarti menurut aturan atau prosedur yang apabila dilaksanakan oleh orang (peneliti) lain dapat menghasilkan kesimpulan yang serupa. Sistematis artinya penetapan isi atau kategori dilakukan menurut aturan yang diterapkan secara konsisten, meliputi penjaminan seleksi dan pengkodingan data agar tidak bias. Generalis artinya penemuan harus memiliki referensi teoritis. Informasi yang didapat dari analisis isi dapat dihubungkan dengan atribut lain dari dokumen dan mempunyai relevansi teoritis yang tinggi. Definisi lain dari analisis isi yang sering digunakan adalah: research technique for the objective, systematic and quantitative description of the manifest content of communication.
Analisis
isi harus dibedakan dengan berbagai metode penelitian lain di dalam penelitian
tentang pesan, yang sifatnya meneliti pesan yang latent (tersembunyi),
kualitatif dan prosedurnya berbeda.
Denis McQuail membuat dikotomi dalam riset analisis isi media yang terdiri dari dua tipe, yaitu: message content analysis dan structural analysis of texts. Analisis isi yang termasuk di dalam message content analysis memiliki karakter sebagai berikut: quantitative, fragmentary, systematic, generalizing, extensive, manifest meaning, dan objective. Sementara itu, structural analysis of texts, dimana semiotika termasuk di dalamnya, memiliki karakter sebagai berikut: qualitative, holistic, selective, illustrative, specific, latent meaning, dan relative to reader.
Denis McQuail membuat dikotomi dalam riset analisis isi media yang terdiri dari dua tipe, yaitu: message content analysis dan structural analysis of texts. Analisis isi yang termasuk di dalam message content analysis memiliki karakter sebagai berikut: quantitative, fragmentary, systematic, generalizing, extensive, manifest meaning, dan objective. Sementara itu, structural analysis of texts, dimana semiotika termasuk di dalamnya, memiliki karakter sebagai berikut: qualitative, holistic, selective, illustrative, specific, latent meaning, dan relative to reader.
Analisis
isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, baik surat
kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang
lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai
teknik/metode penelitian.
Holsti menunjukkan tiga bidang yang banyak mempergunakan analisis isi, yang besarnya hampir 75% dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian sosioantropologis (27,7 persen), komunikasi umum (25,9%), dan ilmu politik (21,5%). Namun, analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut.
Holsti menunjukkan tiga bidang yang banyak mempergunakan analisis isi, yang besarnya hampir 75% dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian sosioantropologis (27,7 persen), komunikasi umum (25,9%), dan ilmu politik (21,5%). Namun, analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut.
Data
yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi
(buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript).
Ada
keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang dan
sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut.
Peneliti
memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan/data-data yang
dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat
khas/spesifik.
Beberapa pembedaan antara analisis isi dengan
metode penelitian yang lain:
Analisis
isi adalah sebuah metode yang tak mencolok (unobtrusive). Pemanggilan kembali
informasi, pembuatan model (modelling), pemanfaatan catatan statistik, dan
dalam kadar tertentu, etno-metodologi, punya andil dalam teknik penelitian yang
non-reaktif atau tak mencolok ini.
Analisis
isi menerima bahan yang tidak terstruktur karena lebih leluasa memanfaatkan
bahan tersebut dan ada sedikit kebebasan untuk mengolahnya dengan memanggil
beberapa informasi.
Analisis
isi peka konteks sehingga dapat memproses bentuk-bentuk simbolik.
Analisis
isi dapat menghadapi sejumlah besar data.
Metode
Content Analysis merupakan analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi.
Dalam hal ini, content analysis mencakup: klasifikasi tanda-tanda yang dipakai
dalam komunikasi, menggunakan kriteria sebagai dasar klasifikasi, dan
menggunakan teknik analisis tertentu sebagai pembuat prediksi.
Deskripsi
yang diberikan para ahli sejak Janis (1949), Berelson (1952)
sampai Lindzey danAronson (1968)
yang dikutip Albert Widjaya dalam desertasinya (1982) tentang Content Analysis
menampilkan tiga syarat, yaitu: objektivitas, dengan menggunakan prosedur serta
aturan ilmiah; generalitas, dari setiap penemuan studi mempunyai relevansi
teoritis tertentu; dan sistematis, seluruh proses penelitian sistematis dalam
kategorisasi data[8].
Kelebihan Analisis Isi:
Kelebihan Analisis Isi:
Tidak
dipakainya manusia sebagai objek penelitian sehingga analisis isi biasanya
bersifat non-reaktif karena tidak ada orang yang diwawancarai, diminta mengisi
kuesioner ataupun yang diminta datang ke laboratorium.
Biaya
yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan dengan metode penelitian yang lain
dan sumber data mudah diperoleh (misal di perpustakaan umum).
Analisis
isi dapat digunakan ketika penelitian survey tidak dapat dilakukan.
Kekurangan
Analisis Isi:
1.
Kesulitan menentukan
sumber data yang memuat pesan-pesan yang relevan dengan permasalahan
penelitian.
2.
Analisis isi tidak
dapat dipakai untuk menguji hubungan antar variabel, tidak dapat melihat sebab
akibat hanya dapat menerima kecenderungan (harus dikombinasikan dengan metode
penelitian lain jika ingin menunjukkan hubungan sebab akibat)
3.
Sumber data yang dapat
digunakan dalam analisis isi pun beragam. Pada prinsipnya, apapun yang tertulis
dapat dijadikan sebagai data dan dapat diteliti dalam analisis isi. Sumber data
yang utama adalah media massa, dapat pula coretan-coretan di dinding[11].
Analisis isi juga dapat dilakukan dengan menghitung frekuensi pada level kata
atau kalimat.
Analisis isi memiliki prosedur yang spesifik, yang agak berbeda dengan metode penelitian yang lain. Beberapa prosedur analisis isi yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut:
Analisis isi memiliki prosedur yang spesifik, yang agak berbeda dengan metode penelitian yang lain. Beberapa prosedur analisis isi yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut:
1)
Perumusan Masalah:
Analisis isi dimulai dengan rumusan masalah penelitian yang spesifik, misalnya
bagaimana kualitas pemberitaan surat kabar di Indonesia?
2)
Pemilihan Media
(Sumber Data): peneliti harus menentukan sumber data yang relevan dengan
masalah penelitian. Suatu observasi yang mendalam terhadap perpustakaan dan
berbagai media massa seringkali akan membantu penentuan sumber data yang
relevan. Penentuan periode waktu dan jumlah media yang diteliti (sample), bila
jumlahnya berlebihan, juga penting untuk ditentukan pada tahap ini.
3)
Definisi Operasional:
definisi operasional ini berkaitan dengan unit analisis. Penentuan unit
analisis dilakukan berdasarkan topik atau masalah riset yang telah ditentukan
sebelumnya.
4)
Pelatihan Penyusunan
Kode dan Mengecek Reliabilitas: kode dilakukan untuk mengenali ciri-ciri utama
kategori. Idealnya, dua atau lebih coder sebaiknya meneliti secara terpisah dan
reliabilitasnya dicek dengan cara membandingkan satu demi satu kategori.
5)
Analisis Data dan
Penyusunan Laporan: data kuantitatif yang diperoleh dengan analisis isi dapat
dianalisis dengan teknik statistik yang baku. Penulisan laporan dapat
menggunakan format akademis yang cenderung baku dan menggunakan prosedur yang
ketat atau dengan teknik pelaporan populer versi media massa atau buku. Data
dianalisis juga dalam bentuk Coding Sheets.
Kesimpulan:
Analisis isi adalah salah satu jenis metode penelitian yang bersifat objektif, sistematis, dan kuantitatif serta berkait dengan isi manifest komunikasi. Dalam analisis isi, yang dibedah adalah pesan atau “message”nya. Studi analisis isi ini menekankan pada bahasa dan menghendaki adanya netralitas. Akan tetapi, sedikit kelemahan dari analisis isi ini adalah sangat berpengaruh pada subjektivitas peneliti. Namun, suatu hal yang membuat metode analisis isi ini patut menjadi pilihan karena sangat efisien dari segi biaya, dan peneliti dapat menggunakan satu media massa sudah dinilai representatif asal media massa tersebut bisa menyampaikan isinya secara komprehensif.
Di sisi lain, analisis isi tidak perlu menggunakan responden sehingga dapat menghemat biaya dan waktu, narasumber terkadang diperlukan untuk memperkuat pendapat semata. Panduan analisis isi ini adalah pada Coding Sheets.
Data
yang dapat dipakai dalam analisis isi beraneka ragam asalkan terdapat data
tertulis tetapi yang utama media massa. Di dalam Ilmu Administrasi Publik,
sumber data dapat dipergunakan dengan menguji isi PerUndang-undangan atau suatu
kebijakan tertentu. Bagaimana keberpihakan UU tersebut kepada pemerintah atau
kepada masyarakat, dan sebagainya.
Sumber :http://menulisproposal.blogspot.com
Sumber :http://menulisproposal.blogspot.com