Pengertian Belajar – Istilah belajar sebenarnya telah lama dan banyak dikenal.
Bahkan pada era sekarang ini, hampir semua orang mengenal istilah belajar.
Lebih–lebih setelah dicanangkannya wajib belajar. Namun, apa sebenarnya belajar
itu, rasanya masing–masing orang mempunyai pendapat yang tidak sama. Sejak
manusia ada, sebenarnya ia telah melaksanakan aktivitas belajar. Oleh karena
itu, kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa akitivitas belajar itu telah
ada sejak adanya manusia.
Mengapa manusia melaksanakan aktivitas belajar? Jawabannya
adalah karena belajar itu salah satu kebutuhan manusia. Bahkan ada ahli yang
menyatakan bahwa manusia adalah makhluk belajar. Oleh karena manusia adalah
makhluk belajar, maka sebenarnya di dalam dirinya terdapat potensi untuk
diajar. Pada masa sekarang ini, belajar menjadi sesuatu yang tak dapat
terpisahkan dari kehidupan manusia. Hampir di sepanjang waktunya, manusia
banyak melaksanakan “ ritual–ritual” belajar.
Apa sebenarnya belajar itu, banyak ahli yang memberikan
batasan. Belajar mempunyai sejumlah ciri yang dapat dibedakan dengan kegiatan –
kegiatan lain yang bukan belajar. Oleh karena itu, tidak semua kegiatan yang
meskipun mirip belajar dapat disebut dengan belajar.
Dalam pengertian umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah
pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau
yang sekarang ini dikenal dengan guru. Orang yang banyak pengetahuannya
diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara orang yang sedikit
pengetahuannya didentifikasi sebagai orang yang sedikit belajar, dan orang yang
tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar.
Pengertian belajar demikian, secara konseptual tampaknya
sudah mulai ditinggalkan orang. Guru tidak dipandang sebagai satu – satunya
sumber informasi yang dapat memberikan informasi apa saja kepada para
pembelajar.
Para penulis buku psikologi belajar, umumnya mendefinisikan
belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif
menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Selain itu, ahli–ahli psikologi
mempunyai pandangan yang berbeda mengenai apa belajar itu. Dalam pandangan psikologis,
menurut Ali Imron (1996:2 – 14), ada 4 pandangan mengenai belajar, yaitu :
1. Pandangan Psikologi Behavioristik.
Menurut psikologi behavioristik, belajar adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung kepada faktor–faktor kondisional yang diberikan oleh lingkungan. Tokoh–tokoh psikologi behavioristik mengenai belajar ini antara lain : Pavlov, Watson, Gutrie dan Skinner.
Menurut psikologi behavioristik, belajar adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung kepada faktor–faktor kondisional yang diberikan oleh lingkungan. Tokoh–tokoh psikologi behavioristik mengenai belajar ini antara lain : Pavlov, Watson, Gutrie dan Skinner.
Teori kondisioning ini lebih lanjut dikembangkan oleh Watson.
Setelah mengadakan eksperimentasi, Watson menyimpulkan bahwa pengubahan tingkah
laku dan atau diri sendiri seseorang dapat dilakukan melalui
latihan/membiasakan mereaksi atas stimulus – stimulus yang dialami.
Menurut Thorndike, belajar dapat dilakukan dengan mencoba–
coba (trial and error). Mencoba – coba ini dilakukan, manakala seseorang tidak
tahu bagaimana harus memberikan respon atas sesuatu. Dalam mencoba – coba ini
seseorang mungkin akan menemukan respons yang tepat berkaitan dengan persoalan
yang dihadapinya.
2. Pandangan Psikologi Kognitif
Menurut psikologi kognitif, belajar adalah suatu usaha untuk mengerti tentang sesuatu. Usaha untuk mengerti tentang sesuatu tersebut, dilakukan secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan tersebut dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempraktekkan, mengabaikan dan respon – respon lainnya guna mencapai tujuan.
Menurut psikologi kognitif, belajar adalah suatu usaha untuk mengerti tentang sesuatu. Usaha untuk mengerti tentang sesuatu tersebut, dilakukan secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan tersebut dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempraktekkan, mengabaikan dan respon – respon lainnya guna mencapai tujuan.
3. Pandangan Psikologi Humanistik
Pandangan psikologi humanistik merupakan anti tesa dari pandangan psikologi behavioristik. Menurut pandangan psikologi humanistik, belajar dilakukan dengan cara memberikan kebebasan yang sebesar – besarnya kepada individu.
Pandangan psikologi humanistik merupakan anti tesa dari pandangan psikologi behavioristik. Menurut pandangan psikologi humanistik, belajar dilakukan dengan cara memberikan kebebasan yang sebesar – besarnya kepada individu.
Salah seorang tokoh psikologi humanistic Carl Rogers, seorang
ahli psikoterapi. Ia mempunyai pandangan bahwa siswa yang belajar hendaknya
tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas. Siswa juga diharapkan dapat
membebaskan dirinya hingga ia dapat mengambil keputusan sendiri dan berani
bertanggung jawab atas keputusan – keputusan yang ia ambil atau pilih.
4. Pandangan Psikologi Gestalt
Tokoh psikologi Gestalt adalah Kohler, Koffkar dan Wertheimer. Menurut pandangan psikologi Gestalt, belajar adalah terdiri atas hubungan stimulus respon yang sederhana tanpa adanya pengulangan ide atau proses berpikir. Dalam belajar ditanamkan pengertian siswa mengenai sesuatu yang harus dipelajari.
Tokoh psikologi Gestalt adalah Kohler, Koffkar dan Wertheimer. Menurut pandangan psikologi Gestalt, belajar adalah terdiri atas hubungan stimulus respon yang sederhana tanpa adanya pengulangan ide atau proses berpikir. Dalam belajar ditanamkan pengertian siswa mengenai sesuatu yang harus dipelajari.
Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari adanya pengalaman.Belajar selalu melibatkan
perubahan pada dirinya dan melalui pengalaman yang dilaluinya oleh interaksi
antar dirinya dan lingkungannya baik sengaja maupun tidak disengaja. Perubahan
yang semata–mata karena kematangan seperti anak kecil mulai tumbuh dan berjalan
tidak termasuk perubahan akibat belajar, karena biasanya perubahan yang terjadi
akibat belajar adanya perubahan tingkah laku.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003 : 729) menyebutkan
”belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu tertentu dengan
tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh
suatu hasil tertentu dan pada daya tarik hasil itu bagi orang bersangkutan”.
Howard L Kingsly yang dikutip oleh Wasty Sumanto (1998:104)
menyatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti luas
ditumbuhkan atau diubah melalui praktek atau latihan-latihan. Dengan demikian
belajar memang erat hubungannya dengan perubahan tingkah laku seseorang, karena
adanya perubahan dalam tingkah laku seseorang, karena adanya perubahan dalam
tingkah laku seseorang menandakan telah terjadi belajar dalam diri orang
tersebut.
Sementara itu, Slamento (2003:2) menyatakan bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Lisnawaty Simanjuntak (1998: 38) juga memiliki pendapat bahwa
belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam potensi tigkah laku yang
terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan yang tidak termasuk
perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan, dan kerasukan pada susunan
syaraf atau dengan kata lain mengetahui dan memahami sesuatu sehingga terjadi
perubahan dalam diri seseorang yang belajar.
Dalam proses belajar mengajar perlu diperhatikan
faktor-faktor seperti kemauan dan minat siswa turut menentukan keberhasilan
belajarnya. Perbedaan kemampuan siswa mengakibatkan perbedaan waktu untuk
menguasai materi pembelajaran.
Sementara itu Ischak dan Warji R seperti dikutp oleh
Supriadin (2002: 14) mengemukakan bahwa ” apabila waktu yang disediakan cukup
dan pelayanan terhadap faktor ketahuan, kesempatan belajar, kualitas pengajaran
dan kemampuan memahami pelajaran maka setiap siswa akan mampu menguasai materi
pelajaran yang diberikan”.
Dari teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian dan tingkah laku manusia
dalam bentuk kebiasaan, penguasaan pengetahuan atau ketrampilan, dan sikap
berdasarkan latihan dan pengalaman dalam mencari informasi, memecahkan masalah,
mencermati lingkungan untuk mengumpulkan pengetahuan–pengetahuan melalui
pemahaman, penguasaan, ingatan, dan pengungkapan kembali di waktu yang akan
datang. Belajar berlangsung terus–menerus dan tidak boleh dipaksakan tetapi
dibiarkan belajar bebas dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas
keputusan yang diambilnya
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu “ hasil “ dan “ belajar “ yang memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu untuk memahami lebih mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas dulu pengertian “ hasil “ dan “ belajar”.
Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu “ hasil “ dan “ belajar “ yang memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu untuk memahami lebih mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas dulu pengertian “ hasil “ dan “ belajar”.
Menurut Djamarah (2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun
kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan
sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan
pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh–sungguh, kemauan
yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya.
Sementara itu, Arikunto ( 1990:133) mengatakan bahwa hasil
belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu
tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati,dan dapat diukur”. Nasution ( 1995 :
25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri individu.
Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga
meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengrtian, dan penghargaan diri pada
individu tersebut.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui plroses belajar
mengajar yang optimal cenderung menunjukan hasil yang berciri sebagai berikut:
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa
2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatannya, membentuk prilakunya, bemanfat untuk mempelajarai aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang lainya.
4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengerndalikan dirinya terutaman adalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa
2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatannya, membentuk prilakunya, bemanfat untuk mempelajarai aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang lainya.
4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengerndalikan dirinya terutaman adalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya
Hasil belajar adalam kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Individu yang belajar akan memperoleh
hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu. Hasil belajar
yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya
perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan,
kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang
belajar.
Menurut Purwanto (1990:3), evaluasi dalam pendidikan adalah
penafsiran atau penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa menuju
kearah tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang ditetapkan dalam kurikulum.
Hasil penillaian ini pada dasarnya adalah hasil belajar yang
diukur. Hasil penilaian dan evaluasi ini merupakan umpan balik untuk mengetahui
sampai dimana proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
perubahan tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil dari belajar adalah sebagai
aberikut:
1. Perubahan yang terjadi secara sadar
2. Maksudnya adalah bahwa individu yang menyadari dan merasakan telah terjadi adanya perubahan yang terjadi pada dirinya.
3. Perubahan yang terjadi relative lama. Perubahan yang terjadi akibat belajar atau hasil belajar yang bersifat menetap atau permanen, m aksudnya adalah bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
4. Perubahan yang terjadi mencakup seluruh aspek tingkah laku.
5. Perubahan yang diperoleh individu dari hasil belajar adalah meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku baik dalam sikap kebiasaan, keterampilan dan pengetahuan.
1. Perubahan yang terjadi secara sadar
2. Maksudnya adalah bahwa individu yang menyadari dan merasakan telah terjadi adanya perubahan yang terjadi pada dirinya.
3. Perubahan yang terjadi relative lama. Perubahan yang terjadi akibat belajar atau hasil belajar yang bersifat menetap atau permanen, m aksudnya adalah bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
4. Perubahan yang terjadi mencakup seluruh aspek tingkah laku.
5. Perubahan yang diperoleh individu dari hasil belajar adalah meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku baik dalam sikap kebiasaan, keterampilan dan pengetahuan.