Michele Borba, Ed.D dalam
bukunya yang berjudul "Membangun Kecerdasan Moral" mengatakan bahwa
kecerdasan moral terbangun dari tujuh kebajikan utama yang akan membantu anak
menghadapi tantangan dan tekanan etika yang tidak dapat dihindarkan dalam
kehidupannya di kemudian hari. Kebajikan-kebajikan utara itu yang akan melindunginya
agar tetap berada di jalan yang benar dan membantunya agar selalu bermoral
dalam bertindak. Dan semua itu dapat diajarkan, dicontohkan, disadarkan, serta
didorong sehingga dapat dicapai sang anak. Adapun tujuh kebajiakan utama itu
adalah sebagai berikut:
1. Empati, merupakan
inti emosi moral yang membantu anak memahami perasaan orang lain. Kebajikan ini
membuatnya menjadi peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain,
mendorongnya untuk menolong orang yang kesusahan atau kesakitan, serta
menuntutnya untuk memperlakukan orang lain dengan kasih sayang. Emosi moral
yang kuat mendorong anak bertindak benar, karena ia melihat kesusahan orang
lain, sehingga mencegahnya melakukan tindakan yang dapat melukai orang lain.
2. Hati Nurani, merupakan
suara hati yang membantu anak memilih jalan yang benar daripada jalan yang
salah serta tetap di jalur yang bermoral; membuat dirinya merasa bersalah
ketika menyimpang dari jalur yang semestinya. Kebajikan ini membentengi anak
dari pengaruh buruk dan membuatnya mampu bertindak benar meski tergoda untuk
melakukan hal yang sebaliknya. Kebajikan ini merupakan pondasi bagi
perkembangan sikap jujur, tanggung jawab dan integritas diri yang tinggi.
3. Kontrol Diri, akan
membantu anak menahan dorongan dari dalam dirinya dan berfikir sebelum
bertindak, sehingga iya melakukan hal yang benar, dan kecil kemungkinan
mengambil tindakan yang akan menimbulkan akibat buruk. Kebajikan ini akan
membantu anak menjadi mandiri, karena ia tahu bahwa dirinya dapat mengendalikan
tindakanya sendiri. Sikap ini membangkitkan sikap murah dan baik hati, karena
anak mampu menyingkirkan keinginan memuaskan diri serta merangsang kesadaran
mementingkan keperluan orang lain.
4. Rasa Hormat, akan
mendorong anak bersikap baik dan menghormati orang lain. Kebajikan ini
mengarahkan anak memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin orang lain
memperlakukan dirinya, sehingga mencegah anak bertindak kasar, tidak adail dan
bersikap memusuhi. Jika anak terbiasa bersikap hormat kepada orang lain, ia
akan memperhatikan hak-hak serta perasaan orang lain; akibatnya, ia akan
menghormati dirinya sendiri.
5. Kebaikan Hati, akan
membantu anak mampu menunjukkan kepeduliannya terhadap kesejahteran dan
perasaan orang lain. Dengan mengembangkan kebajikan ini, anak lebih belas kasih
dan tidak terlalu memikirkan diri sendiri, serta menyadari perbuatan baik
sebagai tindaka yang benar. Kebaikan hati membuat anak lebih banyak memikirkan
kebutuhan orang lain, menunjukkan kepedulian, memberi bantuan kepada yang
memerlukan, serta melindungi mereka yang kesulitan atau kesakitan.
6. Toleransi, membuat anak
mampu menghargai perbedaan kualitas dalam diri orang lain, membuka diri
terhadap pandangan dan keyakinan baru, dan menghargai orang lain tanpa
membedakan suku, gender, penampilan, budaya, kepercayaan, kemampuan, atau
orientasi seksual. Kebajikan ini membuat anak memperlakukan orang lain dengan
baik dan penuh pengertian, menentang permusuhan, kekejaman, kafanatikan, serta
menghargai orang-orang berdasarkan karakter mereka.
7. Keadilan, menuntun anak agar memperlakukan orang lain dengan baik, tidak memihak dan adil, sehingga ia mematuhi aturan, mau bergiliran dan berbagi, serta mendengar semua pihak secara terbuka sebelum memberikan penilaian apa pun. Karena kebajikan ini meningkatkan kepekaan moral anak, ia pun akan terdorong membela pihak yang diperlakukan secara tidak adil dan menuntut agar semua orang diperlakukan setara.
7. Keadilan, menuntun anak agar memperlakukan orang lain dengan baik, tidak memihak dan adil, sehingga ia mematuhi aturan, mau bergiliran dan berbagi, serta mendengar semua pihak secara terbuka sebelum memberikan penilaian apa pun. Karena kebajikan ini meningkatkan kepekaan moral anak, ia pun akan terdorong membela pihak yang diperlakukan secara tidak adil dan menuntut agar semua orang diperlakukan setara.
Sumber Buku: “Membangun
Kecerdasan Moral”. Penulis Michel Borba. 2008