Seringkali kita menemukan hal yang sangat sulit untuk memulai suatu penelitian, maka diperlukan langkah-langkah yang tepat agar sebuah penelitian menjadi tersistematis. Jhon Dewey menyebutkan bahwa langkah pertama dalam metode ilmiah adalah pengakuan akan adanya kesulitan, hambatan, atau masalah yang membingungkan peneliti. Rumusan dari masalah-masalah itu yang kemudian diungkapakan dalam rangkaian deskripsi yang biasa disebut latar belakang. Pemilihan dan perumusan masalah adalah salah satu aspek yang paling penting dalam pelaksanaan penelitian dalam bidang apa saja. Para peneliti pemula kadangkala terkejut melihat bahwa permulaan ini kerapkali memakan sebagian besar waktu yang mereka pergunakan untuk proyek penelitian mereka. Padahal penelitian tidak dapat dilakukan sebelum suatu masalah dapat diidentifikasi, dipikirkan secara tuntas, dan dirumuskan dengan baik. Namun terkadang pula, peneliti pemula sudah mampu mengidentifikasi, dan merumuskan masalah mereka, tapi hanya dalam nalar dan konsep mereka dan tidak mampu menuangkan dalam rangkaian tulisan.
5/26/2013
5/25/2013
PANDUAN MEMAHAMI KURIKULUM 2013 Bagian 2
PENGERTIAN DAN KONSEP KURIKULUM TERINTEGRASI SAINSTEK DENGAN IMTAQ
1. Pengertian Etemeologis (Bahasa)
Secara etemologis (bahasa), istilah “curriculum” dinyatakan sebagai istilah yang berasal dari bahasa Latin, yakni curro atau currere dan ula atau ulums yang diartikan sebagai “racecorse”, yakni lapangan pacuan kuda, jarak tempuh untuk lomba lari, perlombaan, pacuan balapan, peredaran, gerak berkeliling, lapangan perlombaan, gelanggang, kereta balap, dan lain-lain” (Prent, 1969:211; Webster, 1989:340).
PANDUAN MEMAHAMI KURIKULUM 2013 Bagian 1
Kurikulum Terintegrasi (Integrated Curriculum)
Ada kecenderungan selama ini guru mengemas pengalaman belajar siswa terkotak-kotak dengan tegas antara satu bidang study dengan bidang studi yang lainnya, pembelajaran yang memisahkan penyajian mata pelajaran secara tegas hanya akan membuat kesulitan belajar bagi siswa, karena pemisahan seperti itu hanya akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artifisial. Sementara itu, disekolah dasar khususnya di kelas-kelas rendah para siswa lebih menghayati pengalaman belajarnya secara totalitas, siswa mengalami kesulitan dengan adanya pemisahan pengalaman belajar seperti tadi.
Langganan:
Postingan (Atom)