PRESTASI DIRI
I. PENTINGNYA PRESTASI DIRI BAGI KEUNGGULAN BANGSA ( diambil dari berbagai sumber )
A. Pengertian Prestasi Diri
Keberhasilan
adalah dambaan dan impian setiap orang, baik anak-anak, remaja, dewasa,
dan orang tua. Kata keberhasilan identik dengan kata prestasi.
Keberhasilan ini tentunya tidak pada ruang lingkup yang sempit, tidak
selalu posisi teratas atau number one, melainkan melalui proses
pengenalan diri sehingga mengetahui serta menyadari kelebihan dan
kelemahan. Setelah itu memanfaatkan kelebihan yang masih terpendam yang
berupa potensi menjadi perilaku yang aktual. Hal ini merupakan pekerjaan
besar yang membutuhkan kekuatan internal yang luar biasa dan tidak
semua orang bisa melakukannya. Orang-orang terkenal, yang berprestasi
pada bidangnya ternyata tidak semuanya berpendidikan tinggi. Melainkan
melalui proses pengenalan diri yang baik dan mengoptimalkan seluruh
potensi yang dimiliki. Albert Einstein, ternyata tidak mengenyam
pendidikan. Namun berhasil menemukan apa itu quantum.
Setiap
manusia apapun profesinya tentu akan mempunyai keinginan untuk
berprestasi. Oleh karena dengan berprestasi seseorang akan dapat menilai
apakah dirinya sudah berhasil mencapai tujuan hidupnya atau tidak, juga
untuk membawa nama baik bangsa dan negara jika memang bisa. Pengertian
prestasi yaitu hasil yang telah dicapai, dilakukan, diperoleh atau
dikerjakan. Prestasi tiap orang tidak akan sama, ada yang berprestasi
dalam hal :
• melukis
• berolahraga
• irama musik
• cepat menghitung
• puisi
• pemimpin
• menyesuaikan diri
• tampil menawan
Manakah
yang paling bagus prestasinya? Tidak mungkin terjawab, karena
masing-masing peristiwa menampilkan “tokoh” yang memiliki kecerdasan
dalam bentuk yang berbeda-beda. Prestasi antara orang satu dengan
lainnya tentu tidak akan sama, dan seseorang tidak akan mungkin menjadi
orang yang sama persis dengan orang yang dikagumi prestasinya. Mengapa
demikian ?
Pada
hakikatnya manusia adalah individu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki potensi diri yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga
prestasi diri setiap orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli
berpendapat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik (berbeda satu dengan lainnya).
Sebagai
Warga Negara Indonesia yang baik maka setiap orang berusaha berprestasi
demi keunggulan bangsa Indonesia tercinta. Tentu sangat membanggakan
jika kita dapat berprestasi seperti orang-orang berprestasi yang telah
melakukannya, antara lain Taufik Hidayat, Susi Susanti, Ikhsan Juara
Indonesia Idol 2006, Usman Hasan Saputra, Hermawan Kertajaya, atau Ir
Ciputra, serta masih banyak lagi yang dapat dilihat dan disaksikan
sendiri. Semuanya berprestasi sesuai bidangnya masing-masing. Ada yang
olah raga, seni, budaya, maupun ilmu pengetahuan serta enterpreneur
(wiraswasta). Mengapa mereka dapat berprestasi di bidangnya, dan
mengapa kita tidak atau belum mampu berprestasi seperti mereka ?
Coba kamu perhatikan beberapa pengertian prestasi berikut :
1. Prestasi adalah perolehan atau hasil yang telah dicapai dari suatu usaha, yang didasarkan pada nilai atau ukuran tertentu.
2. Prestasi adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha dan/ atau pekerjaan.
3. Prestasi
adalah hasil yang diperoleh seseorang dari satu periode ke periode
lainnya yang menunjukkan adanya perubahan ke arah kemajuan.
4. Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia, prestasi berarti hasil yang telah dicapai
dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya.
Berdasarkan
berbagai pengertian tersebut di atas, prestasi dapat dipahami sebagai
hasil dari suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan. Oleh karena itu
Prestasi Diri
berarti hasil usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
pribadi. Seseorang yang melakukan kegiatan dan menghasilkan sesuatu
dikatakan berprestasi. Jika hasil itu didapat dari usaha bersama maka
dinamakan prestasi kelompok atau prestasi bersama. Dapat pula dikatakan
bahwa seseorang dianggap berprestasi, jika dia telah meraih sesuatu dari
apa yang telah diusahakannya, baik melalui belajar, bekerja,
berolahraga dan sebagainya. Prestasi tersebut merupakan wujud
optimalisasi pengembangan potensi diri. Sudah tentu prestasi dapat
diraih setelah seseorang mengerahkan daya dan upaya, baik mencakup
kemampuan intelektual, emosional, spiritual dan ketahanan diri dalam
berbagai bidang kehidupan.
A. Macam – macam Prestasi Diri
Prestasi
merupakan hasil sebuah usaha yang tidak selamanya identik dengan hasil
baik. Misalnya seorang siswa yang mengikuti ujian dan mendapatkan nilai
lima, bisa dikatakan memperoleh prestasi buruk atau rendah. Sebuah tim
sepakbola yang lebih sering kalah ketimbang menang adalah tim sepak bola
yang berprestasi buruk, dan lain-lain. Jadi prestasi dapat berupa hasil
yang baik maupun buruk.
Namun
pada umumnya kita mengasosiasikan prestasi sebagai hasil baik. Ketika
kita mengatakan seseorang berprestasi maka yang kita maksudkan adalah
orang tersebut memperoleh hasil atau prestasi yang baik.
Dari
penjelasan tersebut, prestasi baiklah yang kita bahas selanjutnya.
Sehingga prestasi meliputi berbagai macam bidang antara lain :
1. Prestasi belajar, yaitu hasil yang didapat dari usaha belajar,
2. Prestasi kerja, yaitu hasil yang didapat dari bekerja
3. Prestasi di bidang seni
4. Prestasi di bidang olah raga
5. Prestasi di bidang lingkungan hidup
6. Prestasi di bidang Iptek, dan lain-lain
Pada
dasarnya setiap orang memiliki keinginan untuk berprestasi atau
memperoleh prestasi. Keinginan mendapatkan prestasi merupakan kebutuhan
semua orang. Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi atau keinginan
berprestasi antara lain :
a. berorientasi pada masa depan atau cita-citanya
b. berorientasi pada keberhasilan
c. berani mengambil resiko
d. memiliki rasa tanggung jawab
e. menerima dan menggunakan kritik sebagai umpan balik
f. kreatif serta mampu mengelola waktu dengan baik
Prestasi
seseorang sangat dipengaruhi oleh dua macam faktor yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri orang itu sendiri dan faktor yang berasal dari
luar dirinya.
1. Faktor
dari dalam diri, diantaranya bakat atau potensi, kepandaian atau
intelektualitas, minat, kebiasaan, motivasi, pengalaman, kesehatan
danemosi.
2. Faktor dari luar, misalnya keluarga, sekolah, masyarakat, sarana prasarana, fasilitas, gizi dan tempat tinggal.
Kedua
jenis faktor tersebut mendukung satu sama lain. Prestasi biasanya akan
muncul jika kedua macam faktor di atas terpenuhi secara baik.
Orang
yang berprestasi adalah orang yang dianggap sukses dalam bidang
tertentu, karena pada kenyataannya ia memiliki kelebihan-kelebihan yang
tidak dimiliki oleh orang lain. Konsep diri yang melekat pada orang yang
berprestasi adalah konsep diri positif yang mampu menangkap, mengolah
dan memberdayakan diri secara rasional dan proporsional serta efektif
dan efisien.
B. Arti Pentingnya Prestasi
Orang
yang berprestasi adalah orang yang mendapatkan keberhasilan atas
usahanya. Prestasi bukanlah sesuatu yang datang tanpa usaha keras. Jika
kita menyimak kisah-kisah perjalanan hidup orang-orang yang berprestasi,
kita akan mendapati bahwa mereka bekerja keras untuk mencapai prestasi
tersebut. Prestasi seorang siswa diwujudkan dalam perolehan nilai hasil
belajar yang baik atau kelulusan dengan nilai yang baik. Para atlet
dunia telah mulai mengenal olah ragadan berlatih sejak usia belasan atau
bahkan sejak masuk sekolah dasar. Demikian juga ilmuwan-ilmuwan besar
merupakan orang-orang yang tekun belajar dan bereksperimen. Diantara
ribuan kali eksperimen mungkin ada berkali-kali kegagalan yang tidak
membuat mereka putus asa. Kerja keras dan jiwa besar semacam itulah yang
akhirnya berbuah prestasi di masa datang.
Orang
yang berprestasi meyakini bahwa hasil yang diperoleh sesuai harapan dan
keinginannya. Orang yang mendapatkan hasil sesuai harapan berarti
memperoleh keberhasilan atau kesuksesan. Semua orang pasti menginginkan
harapan, cita-cita dan keinginannya tercapai. Sehingga memperoleh
prestasi sesungguhnya merupakan dambaan setiap siswa. Berprestasi tidak
hanya akan mengharumkan nama kita tapi juga nama keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara. Oleh karena itu prestasi mempunyai arti yang sangat
penting, antara lain :
1. Prestasi dapat menjadi indikator ( penanda ) kuantitas dan kualitas yang dicapai dari suatu kegiatan.
2. Prestasi dapat menjadi pengalaman berharga dan bahan informasi untuk masa depan,
3. Prestasi dapat menjadi kebanggaan bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
4. Prestasi dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kepandaian dan kemampuan seseorang atau sebuah kelompok.
Banyak
orang yang menghubungkan prestasi dengan berbagai penghargaan. Namun
sesungguhnya penghargaan hanya merupakan simbol pengakuan masyarakat
terhadap suatu prestasi. Penghargaan semacam ini bentuknya
bermacam-macam, seperti piagam, piala, medali, uang dan lain-lain. Yang
paling bermakna bagi seseorang yang berprestasi sebenarnya adalah
pengakuan itu sendiri. Yaitu bahwa kerja keras yang dilakukannya selama
ini dan hasil yang telah dicapai melalui upaya tersebut ternyata
memperoleh pengakuan dari masyarakat.
II. Mengenal potensi diri untuk berprestasi sesuai kemampuan
Salah satu aturan main dalam permainan hidup (the game of life)
adalah diberlakukannya hukum kompetisi/persaingan. Kenyataan
menunjukkan semua orang memiliki keinginan umum yang sama: ingin kaya,
ingin dihormati atau ingin berprestasi di bidang tertentu. Akan tetapi
tidak semuanya dapat mencapai apa yang diinginkannya. Mengapa demikian ?
Hal
ini karena masing-masing individu memiliki potensi diri yang berbeda
dengan lainnya. Pengertian potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki
setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan
dalam berprestasi. Potensi diri adalah kemampuan yang terpendam pada
diri setiap orang, setiap orang memilikinya
(Siahaan,Parlindungan,2005:4).
Secara umum potensi diri yang ada pada setiap manusia dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu :
1. Potensi Fisik ( Psychomotoric )
Merupakan
potensi fisik manusia yang dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk
berbagai kepentingan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Misalnya
mata untuk melihat, kaki untuk berjalan, telinga untuk mendengar dan
lain-lain.
2. Potensi Mental Intelektual ( Intellectual Quotient )
Merupakan
potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia ( terutama otak sebelah
kiri ). Fungsi potensi tersebut adalah untuk merencanakan sesuatu,
menghitung dan menganalisis.
3. Potensi Sosial Emosional ( Emotional Quotient )
Merupakan
potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia ( terutama otak sebelah
kanan ). Fungsinya antara lain untuk mengendalikan amarah,
bertanggungjawab, motivasi dan kesadaran diri.
4. Potensi Mental Spiritual ( Spiritual Quotient )
Merupakan
potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang
berhubungan dengan jiwa sadar atau kearifan di luar ego. Secara umum
Spiritual Quotient merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan keimanan
dan akhlak mulia.
5. Potensi Daya Juang ( Adversity Quotient )
Merupakan
potensi kecerdasan manusia yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia
yang berhubungan dengan keuletan, ketangguhan dan daya juang tinggi.
Melalui potensi ini, seseorang mampu mengubah rintangan dan tantangan
menjadi peluang.
Potensi diri ada yang positif dan ada yang negatif (Sujiyanto dan Muhlisin, 2004:2)
Potensi diri yang positif seperti :
1. Memiliki idealisme
Sebagai
generasi muda setiap individu harus memiliki ide yang diyakini
kebenarannya dengan didukung fakta dan berusaha untuk mewujudkannya
dalam tujuan hidupnya.
2. Dinamis dan kreatif
Sifat
dinamis dan kreatif dalam arti selalu berkembang mengikuti perkembangan
jaman tanpa berhenti untuk berkreasi dalam mencapai tujuan tanpa
mengabaikan norma-norma yang ada dalam kehidupan sehari-hari, baik norma
agama, norma hukum, norma kesusilaan dan norma kesopanan.
3. Keberanian mengambil resiko
Setiap
tindakan yang dilakukan bukan tanpa resiko, karena ada sebab pasti akan
ada akibat. Untuk itu sebelum bertindak harus selalu mempertimbangkan
masak-masak resiko yang akan timbul dan berusaha menghadapinya serta
mengatasinya dengan baik.
4. Optimis dan kegairahan semangat
Manusia yang hidup di era globalisasi sekarang ini tidak boleh
pesimis, maka sebagai bagian dari dunia seseorang harus selalu optimis
dan memiliki kegairahan semangat supaya tidak putus asa dan lemah
sebelum bertanding. Para pahlawan telah berjuang merebut kemerdekaan
Indonesia tetapi kita yang harus mempertahankannya dengan mengisinya melalui karya yang positif.
Indonesia tetapi kita yang harus mempertahankannya dengan mengisinya melalui karya yang positif.
5. Kemandirian dan disiplin murni
Menjadi
bangsa yang mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri dan memiliki
disiplin yang tinggi. Pendidikan disiplin bukan hanya sekedar patuh
terhadap aturan saja tetapi juga terwujud dalam bentuk pengakuan
terhadap hak dan keinginan orang lain, dan mau mengambil bagian dalam
memikul tanggung jawab sosial secara manusiawi (Zainun Mu’tadin,
2002:1).
6. Fisik yang kuat dan sehat
Tentu
saja, apa artinya jiwa yang meledak-ledak penuh semangat dengan
berbagai ide jika tidak ditunjang oleh fisik yang kuat dan sehat tidak
akan ada artinya. Untuk
itu harus memperhatikan masalah yang satu ini karena sangat penting
peranannya. Ingat dengan adanya pepatah di dalam badan yang sehat
terdapat jiwa yang kuat (mensana in corpore sano).
7. Sikap ksatria
Ksatria
adalah sikap yang sportif yaitu berani mengakui kesalahan dan kekalahan
jika mengalaminya, dan bersedia minta maaf untuk tidak mengulangi
perbuatan itu kembali. Dalam
masyarakat Jawa, orang baru pantas bergelar ksatria jika dapat menang
tanpa mengalahkan. Kemudian mengalahkan tanpa merendahkan dan menyerang
tanpa menyakiti.
8. Trampil dalam menerapkan IPTEK
Melalui
pendidikan dan pelatihan para siswa diharapkan dapat melatihnya dengan
memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah. Jika memungkinkan dapat
diperdalam di luar sekolah. Sehingga menjadi generasi muda yang tidak
gagap teknologi, dan dapat bersaing dengan bangsa lain di dunia
ini.Setelah itu mereka diharapkan dapat menerapkan IPTEK dalam kehidupan
sehari-hari.
9. Kompetitif
Di
tengah persaingan dunia seperti sekarang ini setiap individu harus
mampu menunjukkan kelebihan dirinya, diantaranya dengan berkompetisi
dengan bangsa lainnya. Kompetisi berasal dari bahasa Latin to competere yang kalau di Inggriskan menjadi to seek together (mencari bersama), to agree (menyetujui) atau to coincide
(menyepakati bersama). Sebenarnya kompetisi tidak ditemukan indikasi
adanya ajaran yang menjadikan orang lain sebagai objek atau musuh.
Masalah yang muncul jangan sampai kata kompetisi menjadi konkurensi (to conquer defeat/overcome enemy) mengalahkan orang lain/musuh. Oleh karena hasil yang dicapai bukan lagi kemenangan (winning) melainkan memukul mundur (beating).
Selain itu jika kompetisi mensyaratkan adanya kompetensi atau keahlian,
maka dalam konkurensi akan ada komparasi, gaya hidup membandingkan
secara tidak sehat, dan praktik konkurensi adalah produk muatan pikiran
irrasional yang bertentangan dengan logika hidup rasional (Ubaydillah,
2003:1). Bersaing itu sehat karena ada acuan, akan mendorong terciptanya
energi dan akan dapat memacu prestasi diri seseorang, asal jangan
menghalalkan segala cara, dan harus selalu ingat dosa dan Tuhan selalu
mengawasi perilaku umatnya. Jika harus bersaing seharusnya dimulai
dengan langkah sebagai berikut :
1. Berani memulai
2. Fokus pada keunggulan
3. Transformasi energi konkurensi
Maksudnya
seseorang jika hendak bersaing harus mempersiapkan ke tiga hal di atas
yaitu berani memulai tidak menunda, kemudian memfokuskan pada keunggulan
yang dimiliki serta yang tidak kalah pentingnya adalah mentransfer
energi persaingan yang bersifat negative menjadi sesuatu yang positif,
supaya terjadi persaingan yang sehat dan mencapai hasil yang optimal
10. Daya pikir yang kuat
Setiap orang supaya berhasil harus memiliki daya pikir yang kuat. Untuk itu
mereka harus didukung dengan motivasi yang kuat dalam dirinya. Oleh
karena ini merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas, sebagaimana
yang dikemukakan oleh Descartes “Aku berfikir maka aku ada”. Jika orang
mempunyai kemampuan dan kemauan untuk berfikir dengan kuat maka dia akan
mampu berprestasi dengan baik.
11. Memiliki bakat
Seseorang yang memiliki bakat yaitu mempunyai potensi yang dimilikinya
sungguh beruntung karena akan mudah dalam mewujudkannya. Untuk itu
perlu dukungan dari keluarga dan lingkungan. Untuk itu bakat yang besar
tadi harus didukung dengan motivasi yang kuat dari dalam dirinya.
Seorang pemimpin yang hebat selain bisa dipersiapkan melalui pendidikan
dan pelatihan akan lebih hebat jika dia memiliki bakat terpendam sebagai
potensi dirinya.
COBA RENUNGKAN SECARA JUJUR:
Berapa potensi positif yang kalian miliki? Buatlah dalam selembar kertas dan kumpulkan pada guru.
Potensi diri yang negatif seperti :
1. Mudah diadu domba
Semua
kelebihan yang dimiliki dapat hilang percuma jika seseorang masih bisa
diadu domba. Dalam berbagai aspek kehidupan hendaknya harus berhati-hati
karena seseorang bisa diadu domba atau bahkan mungkin tergoda untuk
menjadi pelakunya. Harus dihindari.
2. Kurang berhati-hati
Pepatah
biar lambat asal selamat memang bisa diganti dengan biar cepat tapi
selamat, tetapi tetap harus waspada dan berhati-hati. Mengapa demikian?
Oleh karena sering terburu-buru tanpa memperhatikan resiko lainnya
asalkan tujuan tercapai. Akibatnya memang tujuan tercapai tetapi ada
resiko besar yang didapatkan.
3. Emosional
Emosional
merupakan suatu keadaan perasaan atau kondisi kejiwaan yang sedang
labil sehingga dapat mengganggu hubungan dengan orang lainnya. Biasanya
muncul pada saat dalam keadaan tidak normal, sehingga individu yang
sedang emosional kurang bisa mengendalikan diri. Dia bisa marah,
berteriak ataupun menangis. Sebenarnya semua aktivitas tadi boleh saja
dilakukan asalkan tetap terkendali dan tidak mengganggu orang lain.
4. Kurang percaya diri
Banyak
dari generasi muda yang belum mengerjakan sesuatu sudah menyerah dengan
mengatakan tidak mampu melaksanakannya. Jadi generasi muda menyerah
atau kalah sebelum bertanding. Sebenarnya ada kemampuan tetapi karena
kurang percaya diri menjadi tidak mau melakukan sesuatu.Sungguh
disayangkan karena kesempatan emas menjadi hilang. Hal ini berarti harga
diri (self esteem) mereka adalah negatif karena cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga.
Ciri-ciri individu yang kurang percaya diri :
a. Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok
b. Menyimpan rasa takut /kekhawatiran terhadap penolakan
c. Sulit
menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan memandang
rendah kemampuan diri sendiri-namun di lain pihak memasang harapan yang
tidak realistik terhadap diri sendiri
d. Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif
e. Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil
f. Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri sendiri)
g. Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu
h. Mempunyai external locus of control
(mudah menyerah pada nasib, sangat bergantung pada keadaan dan
pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain) (Rini, Jacinta , 2002:2)
Apakah
kalian termasuk orang yang kurang percaya diri ? Jika ya, maka
sebaiknya hindarilah sifat tersebut.Jika tidak ,maka bersyukurlah dan
pertahankan karena itu merupakan sesuatu yang berharga bagi diri anda
dalam mencapai prestasi.
5. Kurang mempunyai motivasi
Manusia
bukanlah benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari luar yang
mendorongnya, melainkan makhluk yang mempunyai daya dalam dirinya untuk
bergerak. Inilah yang dinamakan motivasi. Sehingga motivasi sering
disebut penggerak perilaku (the energizer of behaviour).
Motivasi
adalah bidang yang amat sering dipelajari oleh para psikolog karena
pengetahuan akan determinan perilaku ini akan banyak membantu dalam
meramalkan dan mengendalikan dampak dari suatu keadaan tertentu terhadap
kehidupan manusia. Ini berhubungan dengan prestasi diri sebagai suatu
perilaku yang muncul karena potensi diri yang ada dengan didorong
motivasi yang kuat. Oleh karena itu kita harus punya motivasi supaya
kebutuhan hidup terpenuhi, mulai dari yang paling rendah sampai yang
paling tinggi sebagaimana dikemukakan oleh Abraham H Maslow, yaitu dari
kebutuhan fisiologis dasar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk
dicintai dan disayangi, kebutuhan untuk dihargai dan paling tinggi
kebutuhan aktualisasi diri yang berupa kesempatan dan kebebasan untuk
mewujudkan cita-cita sesuai kemampuan yang dimiliki setiap individu.
Hubungan
antara potensi diri dengan prestasi diri sangat erat, karena untuk
berprestasi seseorang harus mengenali terlebih dahulu potensi yang ada
dalam dirinya. Potensi diri yang negatif harus dihilangkan, sebaliknya
potensi yang positif harus dimunculkan.
Orang
yang punya potensi disebut juga dengan manusia unggul terlebih jika dia
dapat mewujudkan potensinya dengan baik, akan tetapi jangan sampai
menjadi sombong. Ciri-ciri manusia unggul adalah :
1. Memiliki keimanan yang utuh.
2. Melaksanakan amal ibadah
3. Memiliki akhlak mulia, yang terdiri dari amanah, ikhlas, tekun, berdisiplin, bersyukur, sabar, dan adil
Ke
tiga hal ini akan semakin lengkap jika didukung oleh hal-hal positif
yang dimiliki oleh seseorang. Prestasi diri seseorang akan semakin
bermakna jika dilandasi oleh keimanan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Mereka berprestasi bukan semata kepentingan pribadi tetapi demi
kepentingan yang lebih luas lagi. Untuk kepentingan nusa, bangsa dan
negara.