Oleh:
Iwan Sukma Nuricht, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan artikel ini bersumber dari The Journal of Multiculturalism in Education volume volume 7 (Desember 2011), dengan judul artikelnya adalah Student Ethnicity, Teacher Ethnicity, and Student Achievement : On the Need for a More Diverse Teacher Workforce, yang dikarang oleh Dr. Jamie Bone dari Conroe Independent School District dan Dr. John R. Slate dari Sam Houston State University
Berdasarkan pada bagian-bagian rangkuman isi tersebut diatas, dapat dijabarkan bahwa pada bagian pendahuluan membahas tentang demografi karakteristik guru yang bekerja di sekolah-sekolah yang berkarakrakteristik umum di Amerika, serta perubahan karakteristik demografi pendaftaran siswa. Pada bagaian lain juga membahas pentingnya karakter pribadi yang berbeda-beda (dilihat dari suku dan etnis) dari guru yang dibahas menjadi beberapa topik meliputi: (a) guru dari kelompok minoritas etnis tertentu juga bisa berfungsi sebagai panutan bagi siswa dari kelompok minoritas pula, (b) pengaruh guru Minoritas yang memiliki kesempatan lebih besar untuk meningkatkan keberhasilan akademis dan pengalaman sekolah yang positif bagi siswa yang minoritas, dan (c) beberapa kelompok etnis dari berbagai pekerja yang bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pendalaman materi pada jurnal ini lebih ditekankan kepada isu minoritas kelompok etnis yang ditujukan kepada perekrutan guru. Disamping itu manfaat guru dari kalangan etnis minoritas di dalam kelas, menurut Tyler, Yzquierdo, Lopez-Reyna, dan Saunders-Flippin (2004) mengatakan bahwa banyak manfaat bagi siswa yang berasal dari kelompok etnis minoritas dalam menerima dam memahamin berbagai pelajaran dengan gaya penyampaian pengajaran yang berbeda-beda pula. Sebagai contoh, ras atau etnis beragam guru berdampak besar pada tingkat kenyamanan minoritas siswa dalam kelas, memberikan teladan bagi para siswa, bertindak sebagai penghubung antara masyarakat dan sekolah, dan bahkan bertindak sebagai penghubung kultural bagi siswa, memperkenalkan mereka dengan budaya sekolah yang sebagian besar didominasi dari etnis kulit putihh (Tyler et al., 2004).
Berdasarkan dari resume artikel tersebut, maka selanjutnya adalah menganalisis, untuk menelaah kajian-kajian apa saja yang ada didalamnya. Setelah bagian analisis selesai, maka dilanjutkan dengan kesimpulan.
B. Identitas Artikel
Judul Artikel : Student Ethnicity, Teacher Ethnicity, and Student Achievement : On the Need for a More Diverse Teacher Workforce
Pengarang : Dr. Jamie Bone dan Dr. John R. Slate.
Penerbit : The Journal of Multiculturalism in Education.
http://wtfaculty.wtamu.edu
Tahun Terbit : 2011.
C. Kata Kunci
Adapun kata-kata kunci dari pembahasan artikel ini adalah sebagai berikut:, ,
1. karakteristik guru
2. karakteristik siswa
3. keragaman guru
BAB II
RESUME ISI BUKU
Student Ethnicity, Teacher Ethnicity, and Student Achievement:
On the Need for a More Diverse Teacher Workforce
(Dr. Jamie Bone dan Dr. John R. Slate)
Cloudt & Stevens, 2009 berpendapat bahwa pada tingkat jenjang pendidikan yang umum para siswa yang berada di ruang kelas sebenarnya juga telah memiliki berbagai macam jenis etis yang berbaur menjadi satu dalam satu ruangan kelas. Begitu juga dengan para guru yang bersasal dari kelompok etnis tertentu etnis pada tingkat pendidikan umum juga tidak mengalami perubahan baik dalam metode pembelajaran ataupun gaya mengajar mereka. Akibatnya, banyak siswa, khususnya siswa dari kelompok minoritas etnis yang berusaha untuk melakukan perubahan di kelas yang diajarkan oleh sebagian besar guru yang kemungkinan guru tersebut belum memiliki pengalaman dalam mengajar meskipun berasal dari kelompok kecil dari etnis tertentu. Sehingga para guru tersebut juga belum terlatih untuk menerapkan praktek-praktek budaya yang kompeten untuk mendidik siswa beragam (Aliansi untuk Bagus Pendidikan, 2005).
Para pembuat kebijakan dan pendidik telah mendiskusikan mengenai kebutuhan guru atau perekrutan guru yang harus ada disekolah untuk diverifikasi agar bisa dijadikan panduan di setiap sekolah (Villegas & Irvine, 2010). Bahkan, beberapa yayasan swasta telah melakukan dukungan kepada program keragaman guru dari sejak tahun 1980-an (Villegas & Irvine, 2010). Akibatnya, 36 negara telah mengadopsi kebijakan yang berfokus pada perekrutan lebih minoritas untuk profesi guru (Villegas & Irvine, 2010). Bangsa ini telah mengamanatkan bahwa kabupaten sekolah memberikan pendidikan yang sama kepada semua siswa.
Namun, siswa minoritas tidak memiliki panutan banyak dalam posisi kepemimpinan di seluruh sekolah-sekolah untuk mewakili latar belakang etnis mereka sendiri dan budaya (Amerika Serikat Departemen Pendidikan [USDE], n.d.). Jika siswa untuk menerima kesempatan yang adil dalam belajar dan berhasil dalam pendidikan, maka siswa minoritas harus diberi lebih banyak guru yang mewakili berbagai mahasiswa etnis untuk melayani sebagai model peran (Cabang & Kritsonis, 2006).
Graybill (1997) mencatat bahwa diskontinuitas budaya dalam kelas mempengaruhi sikap dan harapan guru. Sebagai contoh, Graybill (1997) mencatat bahwa dalam beberapa kasus, White guru memiliki stereotip negatif siswa minoritas, yang secara teratur menghasilkan suatu peningkatan perwakilan siswa minoritas di kelas pendidikan khusus, serta penurunan umum dalam keberhasilan akademik siswa minoritas. Untuk membantu dalam memerangi masalah ini, Graybill (1997) menyarankan agar guru minoritas lebih direkrut untuk bidang pengajaran, yang akan memperbaiki pemahaman guru dari budaya siswa, serta mengatasi pembelajaran interaktif gaya siswa minoritas banyak.
Pendalaman materi pada jurnal ini lebih ditekankan kepada isu minoritas kelompok etnis yang ditujukan kepada perekrutan guru. Disamping itu manfaat guru dari kalangan etnis minoritas di dalam kelas, menurut Tyler, Yzquierdo, Lopez-Reyna, dan Saunders-Flippin (2004) mengatakan bahwa banyak manfaat bagi siswa yang berasal dari kelompok etnis minoritas dalam menerima dam memahamin berbagai pelajaran dengan gaya penyampaian pengajaran yang berbeda-beda pula. Sebagai contoh, ras atau etnis beragam guru berdampak besar pada tingkat kenyamanan minoritas siswa dalam kelas, memberikan teladan bagi para siswa, bertindak sebagai penghubung antara masyarakat dan sekolah, dan bahkan bertindak sebagai penghubung kultural bagi siswa, memperkenalkan mereka dengan budaya sekolah yang sebagian besar didominasi dari etnis kulit putih (Tyler et al., 2004).
Selain itu, guru yang berasal dari berbaga macam etnis mungkin berfungsi sebagai aktivis hak-hak siswa dan pendukung bagi perkembangan siswa dan pengembangan. Sama pentingnya, penggolongan staf pengajar dalam meningkatkan prestasi akademik untuk siswa dari etnis minoritas dengan menjembatani perbedaan antara kognitif dan gaya belajar. Selain itu, memiliki staf pengajar yang beragam etnis juga meningkatkan pengalaman pendidikan untuk siswa yang berkulit putih, serta etnis minoritas siswa juga. Misalnya, staf pengajar yang beragam etnis membantu siswa dari etnis kulit putih untuk mengubah paradigma yang bias yang ada dan sikap rasial yang mungkin ada, menghadapkan mereka untuk sudut pandang yang berbeda, dan membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan lintas budaya kompetensi dan multikultural komunikasi diperlukan untuk sukses di manapun mereka berada yang disuatu kondisi yang beragam etnis pula (Tyler et al., 2004).
Meier dan Stewart (1992) berpendapat bahwa guru yang berasal dari kulit hitam memiliki statistik signifikan berpengaruh terhadap hasil siswa yang berasal dari etnis kulit hitam. Secara akademis, siswa dari etnis kulit hitam yang diajarkan oleh guru dari kulit hitam pula akan menghasilkan pembelajaran yang mengungguli siswa dari etnis kulit hitam yang tidak diajarkan oleh guru yang berasal dari kulit hiram juga (Meier & Stewart, 1992). Meier dan Stewart (1992) mengusulkan bahwa temuan penelitian mereka menyiratkan hal berikut:
(a) guru dari etnis minoritas lebih baik dalam mengajar siswa yang berasal dari etnis minoritas juga,
(b) guru dari etnis minoritas memberikan peran model untuk siswa dari etnis minoritas, dan
(c) guru dari etnis minoritas dapat membantu dalam mengurangi dampak negatif pengelompokan, pelacakan, dan disiplin pada siswa dari etnis minoritas.
Haycock (2001) mengatakan bahwa ada keharusan demokrasi, yang menunjukkan pada sesuatu yang memiliki kegagalan sudah lazim jika berkaitan dengan kesuksesan pendidikan siswa dari etnis minoritas di sekolah-sekolah di Amerika Serikat. Kegagalan tersebut telah dibuktikan dengan prestasi dan tingkat kesenjangan. Pada sub-bahasan penelitian selanjutnya ditulis tentang bagaimana guru dari etnis minoritas mungkin memiliki lebih baik pemahaman tentang budaya siswa dan lebih siap untuk membantu siswa dari etnis minoritas berhasil secara akademis (Haycock, 2001; Meier & Stewart, 1992;. Tyler et al, 2004).
The Collaborative Nasional di Angkatan Pengajaran (2004) berpendapat bahwa meningkatkan persentasi jumlah guru dari kalangan etnis minoritas di sekolah umum akan memberikan peran model yang lebih bermanfaat bagi siswa dari kalangan etnis minoritas juga. Selain itu, peningkatan guru etnis minoritas di ruang kelas akan memungkinkan kesempatan bagi semua siswa, tanpa memandang etnis, untuk belajar tentang keragaman, memberikan siswa dari etnis minoritas dengan lebih banyak kesempatan untuk memperkaya pembelajaran mereka sebagai akibat dari budaya bersama identitas, dan membantu etnis minoritas menyesuaikan diri antara siswa dengan lingkungan sekolah mereka, serta peningkatan keterlibatan sekolah dari orang tua siswa etnis minoritas. Selain itu, meningkatkan persentase guru dari kalangan etnis minoritas di sekolah yang positif berdampak pada tingkat kehadiran siswa dari etnis minoritas di sekeloh tersebut. Terlebih lagi guru dari etnis minoritas yang berada di ruang kelas mengurangi jumlah ketidak-disiplinan pada siswa etnis minoritas, kahadiran guru dari etnis minoritas akan menurunkan para putus sekolah siswa etnis minoritas, dan meningkatkan persepsi siswa etnis minoritas mengenai pentingnya keseluruhan dari pembelajaran disekolah (The Collaborative Nasional Keanekaragaman di Angkatan Pengajaran, 2004).
Sebagian besar dari penelitian-penelitian untuk guru etnis minoritas dan dampaknya terhadap akademik keberhasilan siswa etnis minoritas telah dihasilkan dari studi penelitian kualitatif, dan masing-masing variabel mencatat data yang akurat sebagai penanda prestasi dan secara langsung dihubungkan dengan keberhasilan siswa dalam sekolah (The Collaborative Nasional Keanekaragaman di Angkatan Pengajaran, 2004). Untuk itu perlu mempersiapkan guru yang mampu memahami berbagai budaya yang masuk dalam Pendidikan Multikultural di tahun pelajaran yang akan datang, dan pendidikan multikultural telah dimasukkan ke program pelaksanaan pembelajaran seorang guru (Burt, Ortlieb, & Cheek, 2009).
Tetapi sangat disayangkan juga, sebagian besar guru masuk kelas belum memiliki kesiapan untuk menggabungkan teknik pendidikan multikultural dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (Burt et al., 2009). Bukti kurangnya kesiapan untuk menerapkan pendidikan multikultural untuk diajarkan dikelas dapat dilihat dalam pemeriksaan standar prestasi skor akademik siswa, yang dengan jelas menggambarkan kesenjangan prestasi kehadiran akademik (USDE, 2003). Graybill (1997) merekomendasikan untuk dilakukan pelatihan bagi guru di mengenai penerapan teknik pembelajaran multikultural. Dan pelatihan khusus untuk guru yang berkulit hitam tersebut harus diperpanjang dan harus dimasukkan kedalam pendidikan guru sehingga guru dapat mengerti lebih baik maksud tindakan siswa etnis minoritas, sehingga guru tersebut tdak memiliki persepsi yang salah dalam menanggapi perilaku siswa dari minoritas (Burt et al., 2009). Selain itu, pelatihan lebih banyak pendidikan multikultural akan meningkatkan kemungkinan bahwa semua guru akan memiliki harapan tinggi untuk sukses akademik bagi semua siswa (Burt et al., 2009). Burt et al. (2009) mencatat bahwa perbedaan gaya belajar antara mahasiswa dari berbagai kelompok etnis tidak boleh disalahartikan sebagai perbedaan dalam kemampuan. Beberapa peneliti menyarankan perbedaan gaya belajar antara siswa dari berbagai kelompok etnis yang akan ditangani dengan mempekerjakan guru dari etnis minoritas di kelas (Burt et al. 2009; Graybill, 1997).
Demikian pula, pendidikan multikultural lebih baik dalam program persiapan guru akan mengatasi masalah-masalah yang berifat umum meskipun persepsinya sama dengan guru menangani siswa dengan pendekatan buta warna (Burt et al, 2009.). Karena populasi siswa dari sekolahsekolah yang ada begitu beragam, maka guru harus bbisa merangkul karakteristik individu siswa dan menghargai perbedaan mereka. Dengan mengambil manfaat dari bakat-bakat individu siswa, maka semua siswa secara luas akan terkena sasaran tujuan pendidikan (Burt et al., 2009). Selain itu, saran dari guru kalangan etnis minoritas ini juga memiliki harapan kinerja yang lebih tinggi bagi siswa etnis minoritas, sehingga hubungan guru dan siswa dari etnis minoritas secara akademik akan sukses (The Collaborative Nasional Keanekaragaman di Angkatan Pengajaran, 2004).
Forum The National Collaborative di Angkatan Pengajaran (2004) meringkas sebuah tambahan umum tentang tema antara studi pada guru etnis minoritas terhadap prestasi siswa etnis minoritas, mengemukakan bahwa para peneliti tidak menyarankan bahwa guru dari kelangan etnis minoritas hanya mampu mencapai seperti hasil dari siswa etnis minoritas. Sebaliknya, secara tersirat dalam studi ini adalah bahwa antara budaya dengan kompetensi guru sebenarnya tanpa memandang etnis, sehingga dapat tercapai kesuksesan akademik yang sama dengan siswa dari etnis minoritas (The Collaborative Nasional Keanekaragaman di Angkatan Pengajaran, 2004). Selain itu, The Forum Kolaborasi Nasional (2004) juga mencatat bahwa mempekerjakan seorang guru yang berasal dari etnis minoritas di ruang kelas tidak secara otomatis dapat memberikan manfaat bagi siswa minoritas. Sebaliknya, kualitas, dan kesiapan siap guru tersebutlah yang harus tetap menjadi prioritas tertinggi ketika merekrut para guru (The National Collaborative di Angkatan Pengajaran, 2004).
Kebutuhan terhadap penggolongan profesi pengajaran dalam perekonomian saat ini, terdapat kelangkaan anggaran, terutama dalam kepemilikan fasilitas umum, seperti sekolah-sekolah yang ada didaerah. Sebelum sekolah umum menghabiskan dana mereka yang terbatas pada upaya perekrutan bagi guru etnis minoritas, sangat penting dipertimbangkan bahwa pembuat kebijakan dan pemimpin pendidikan harus memeriksa data-data yang dalam merekrut guru dari etnis minoritas. Studi yang menyediakan data-data yang akurat digunakan sebagai pendekatan untuk mengidentifikasi alasan pemeriksaan perekrutan guru dari etnis minoritas. Hasil tersebut meninjau berbagai kajian yang terkait yaitu dengan identifikasi tiga utama yang berbasis penelitian dan sumber argumen untuk meningkatkan perekrutan guru dari kelompok minoritas. Ketiga argumen tersebut antara lain: (a) Peran model guru dari etnis minoritas untuk siswa dari etnis minoritas, (b) guru dari etnis minoritas mungkin memiliki lebih besar kesempatan untuk meningkatkan keberhasilan akademis dan pengalaman sekolah yang positif untuk siswa dari kelompok etnis minoritas, dan (c) etnis minoritas dari kelompok tenaga kerja harus mencerminkan populasi yang dilayani. Setiap argumen akan dibahas dan diringkas. Peran model guru dari etnis minoritas diharapkan bisa menyajikan untuk siswa dari etnis minoritas. (Villegas dan Irvine (2010) melaporkan bahwa sekolah tidak hanya tempat untuk menyerap akademik pengetahuan, tetapi juga mereka adalah tempat di mana nilai-nilai norma kuno dan sosial terbentuk. Siswa dari etnis minoritas banyak yang datang dari masyarakat di mana mereka dapat berhubungan secara profesional terhadap etins minoritas (Villegas & Irvine, 2010). Oleh karena itu, terutama siswa dari etnis minoritas manfaat dari yang diajarkan oleh guru dari kalangan etnis minoritas bisa mengadaptasikan teladan guru.
Sebagai teladan, guru dari kalangan etnis minoritas memiliki kesempatan yang unik untuk keberhasilan etnis minoritas siswa dengan meningkatkan nilai diri mereka (Villegas & Irvine, 2010). Selain itu, guru dari kalangan etnis minoritas memotivasi siswa etnis minoritas untuk melanjutkan pendidikan mereka dan berjuang demi keberhasilan sosial (Villegas & Irvine, 2010). Selain itu, penyediaan guru dari kalangan etnis minoritas sebagai model peran bagi siswa etnis minoritas diharapkan mengurangi rasa keterasingan yang dialami oleh siswa etnis minoritas di sekolah-sekolah di negara Amerika Serikat (Villegas & Irvine, 2010).
BAB III
ANALISIS ARTIKEL
Dalam menganalisis artikel ini, terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang Beberapa studi membahas mengenai alasan perekrutan guru dari kalangan etnis minoritas untuk dijadikan keteladanan bagi siswa. Para penulis dari sebagian besar penelitian ini menyebutkan bahwa guru dari kalangan etnis minoritas dijadikan sebagai model dan hasil akademik positif yang dialami oleh siswa masing-masing etnis minoritas. Namun, para peneliti tidak langsung menguji apakah variabel keteladanan ini disebabkan oleh guru yang berasal dari kelompok etnis minoritas atau bukan.
Secara keseluruhan, keteladanan merupakan alasan argumen yang menarik, seperti yang disajikan dalam penelitian. Namun, yang menjadi dasar pemikiran disini adalah kurangnya bukti menguji argumen yang membatasi pengertian keteladanan. Dalam penelitian ini dapat kajian penelitian dapat dirangkum dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1.
Kesempatan guru dari kalangan etnis minoritas yang berdampak pada siswa memberikan dampak kepada siswa dari etnis minoritas. Alasan yang kedua bahwa untuk merekrut guru dari kalangan etnis minoritas dalam bidang pendidikan dapat diartikan bahwa guru dari kalangan etnis minoritas sangat cocok dan berdampak poritif positif pada prestasi siswa dari etnis minoritas. Villegas dan Irvine (2010) juga menyarankan bahwa guru dikalangan etnis minoritas akan membawa mereka kepada pemahaman yang lebih luas tentang pengalaman budaya. Akibatnya, pemahaman budaya akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan guru yang bukan dari kelompok minoritas (Villegas & Irvine, 2010).
Dalam pemerikasaan literatur, para peneliti menyarankan bahwa siswa yang berasal dari etnis minoritas juga akan memberikan manfaat secara akademis kepada guru dari kalangan etnis minoritas juga. Selanjutnya, para peneliti juga mengidentifikasi lima praktek guru dari etnis minoritas yang menghasilkan lebih hasil sukses akademik bagi siswa dari etnis minoritas. Kelima praktik itu adalah:
(a) Memiliki harapan yang tinggi dari siswa,
(b) Menggunakan budaya yang relevan pengajaran,
(c) Mengembangkan hubungan dilandasi kepercayaan dan perhatian dengan siswa,
(d) Menghadapi masalah rasisme melalui pengajaran, dan
(e) Melayani sebagai advokat dan pialang budaya
(Villegas & Irvine, 2010).
Tabel 2.
Terkait dengan kelompok tenaga kerja dari suatu etnis yang merupakan pelayanan terhadap penduduk merupakan alasan ketiga untuk merekrut guru dari kalangan minoritas untuk profesi ini adalah untuk memastikan bahwa etnis dari angkatan kerja guru merupakan perenungan atau contoh dari populasi etnis siswa. Saat ini, memang terdapat kekurangan calon guru dari etnis minoritas (Villegas & Irvine, 2010). Selain itu, tenaga kerja seorang guru dari etnis minoritas, terutama di sekolah-sekolah dengan jumlah yang lebih tinggi siswa etnis minoritasnya, memberikan manfaat banyak kepada siswa. Secara keseluruhan, penulis literatur mendukung alasan tenaga kerja guru yang menunjukkan bahwa guru dari etnis minoritas lebih memungkinkan direkrut daripada guru non-minoritas yang akan dikhususkan untuk pendidikan khusus kepada siswa dari etnis minoritas. Selanjutnya, guru dari kalangan etnis minoritas lebih besar keinginan untuk mengajar sekolah-sekolah didaerah dan lebih mungkin untuk tetap dalam posisi tersebut. Alasan ini membahas adanya guru gesekan tingkat tinggi kelompok minoritas dan perbandingan terhadap sekolah-sekolah di perkotaan.
Tabel 3.
Rekrutmen guru dari etnis minoritas sacara demografi akan memberikan perubahan, baik negara bagian dan nasional, kebutuhan untuk perekrutan guru dari kelompok etnis minoritas yang memenuhi syarat untuk sekolah umum telah berkembang secara drastis (Villegas & Irvine, 2010). Sejumlah negara di seluruh Amerika Serikat telah mengakui dan merekrut kebutuhan guru dari kelompok etnis minoritas di sekolah umum (The National Collaborative Keanekaragaman di Angkatan Pengajaran, 2004). Pendekatan inovatif untuk perekrutan para guru termasuk dari kelompok minoritas melalui Program Alternatif Sertifikasi (ACP), di mana guru berpartisipasi dalam program persiapan guru yang singkat dan kemudian menyelesaikan program sertifikasi mereka saat sedang bekerja sebagai guru yang tercatat dalam kelas (The National Collaborative Keanekaragaman di Angkatan Pengajaran, 2004). Selain itu, program penjangkauan telah dimulai, yang ditargetkan pada tingkat sekolah menengah dan tinggi, serta perguruan tinggi dan bertujuan untuk memperkenalkan siswa dalam bidang pendidikan (The National Collaborative Keanekaragaman di Angkatan Pengajaran, 2004).
Selain itu, beberapa negara telah memperkenalkan banyak insentif untuk kandidat bagi pengajar dari etnis minoritas untuk menyelesaikan sertifikasi mengajar. Misalnya, insentif diperkenalkan untuk tenaga profesional guru agar bisa kembali ke perguruan tinggi untuk menyelesaikan gelar mereka dalam mengajar, dan banyak negara memberikan beasiswa, hibah, beasiswa, dan bahkan program pinjaman pengampunan sebagai strategi untuk merekrut guru dari kelompok etnis minoritas (The National Collaborative Keanekaragaman di Angkatan Pengajaran, 2004).
BAB IV
KESIMPULAN DAN DALIL
A. Kesimpulan
Meier dan Stewart (1992) mengusulkan bahwa temuan penelitian mereka menyiratkan hal berikut:
(a) guru dari etnis minoritas lebih baik dalam mengajar siswa yang berasal dari etnis minoritas juga,
(b) guru dari etnis minoritas memberikan peran model untuk siswa dari etnis minoritas, dan
(c) guru dari etnis minoritas dapat membantu dalam mengurangi dampak negatif pengelompokan, pelacakan, dan disiplin pada siswa dari etnis minoritas.
Selanjutnya, para peneliti juga mengidentifikasi lima praktek guru dari etnis minoritas yang menghasilkan lebih hasil sukses akademik bagi siswa dari etnis minoritas. Kelima praktik itu adalah:
(a) Memiliki harapan yang tinggi dari siswa,
(b) Menggunakan budaya yang relevan pengajaran,
(c) Mengembangkan hubungan dilandasi kepercayaan dan perhatian dengan siswa,
(d) Menghadapi masalah rasisme melalui pengajaran, dan
(e) Melayani sebagai advokat dan pialang budaya
(Villegas & Irvine, 2010).
Pada artikel ini, kita juga membahas perubahan demografi siswa dari kelompok etnis minoritas yang terdaftar di sekolah umum negara Amerika Serikat dan dengan demografi tersebut membawa perubahan kepada guru yang mengajar siswa dari kelompok etnis minoritas tersebut. Pentingnya dan argumen untuk keanekaragaman guru harus diadakan diseleksi, dengan literatur yang relevan dikutip dan diringkas. Meskipun studi penelitian lebih lanjut tentu dibutuhkan mengenai hubungan antara keragaman etnis dikalangan guru terhadap proses pembelajaran yang diterima oleh siswa, penulis berpendapat sudah seharusnya pemerintah dan badan legislatif sampai dengan instansi tingkat kabupaten dan kota agar senantiasa teribat dalam perekrutan guru dari kelompok etnis minoritas.
B. Dalil
Literatur Jurnal The Journal of Multiculturalism in Education dengan judul artikelnya adalah Student Ethnicity, Teacher Ethnicity, and Student Achievement : On the Need for a More Diverse Teacher Workforce mendeskripsikan tentang peranan guru dari latar belakang suku dan budaya yang berbeda akan sangat membantu siswa yang berasal dari etnis minoritas dalam pembelajaran dikelas. Sehingga siswa tersebut dapat aktif dan belajar sesuai dengan perintah guru tersebut.
Sehingga penulis dapat memberikan dalil bahwa :
Dalam Heterogenitas disuatu pendidikan yang berlatar belakang multikulturalisme, peranan homogenitas dari suatu etnis minoritas akan tetap mempengaruhi serta membawa dampak yang mudah dipahami terhadap pihak etnis minoritas.
DAFTAR PUSTAKA
Alliance for Excellent Education. (2005). Teacher attrition: A costly loss to the nation and to the states.
Branch, R., & Kritsonis, W. (2006). National agenda: Minority teacher recruitment, development, and retention. National Journal for Publishing and Mentoring Doctoral Student Research, 3(1), 1-4.
Burt, J. L., Ortlieb, E. T., & Cheek, E. H. (2009). An investigation of the impact of racially diverse teachers on the reading skills of fourth-grade students in a one race school.
Retrieved from http://findarticles.com
Casey, K. (1993). I answer with my life: Life histories of women working for social change. New York, NY: Routledge.
Clewell, B. C., Puma, M. J., & McKay, S. A. (2005, April). Does it matter if my teacher looks like me? The impact of teacher race and ethnicity on student academic achievement.
Paper presented at the Annual Meeting of the American Educational Research Association, Montreal, Canada.
Cloudt, C., & Stevens, N. (2009). Texas teacher diversity and recruitment. Policy Research, 2(1), 3-25.
Dee, T. (2004). Teachers, race, and student achievement in a randomized experiment. The Review of Economics and Statistics, 86, 195-210.6-010-0150-1