Dewasa ini, banyak orangtua yang salah kaprah di dalam
mendidik anak-anaknya. Secara umum, seluruh orangtua pasti menginginkan
buah hatinya menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah. Islam memandang
anak sebagai aset masa depan, yang akan penyuplai pahala bagi
orangtuanya. Rasulullah SAW telah mencontohkan beberapa seni islami dalam membimbing
anak-anak beliau, sahabat-sahabat beliau, sehingga menjadi pribadi-pribadi yang
mulia, yang berakhlakul karimah, sekelas Ali bin Abi Thalib, dan putri beliau
sendiri, Fathimah:
1. Memberi Teladan
Memberi teladan yang baik kepada anak, merupakan suatu keharusan bagi
orangtua yang ingin anaknya tumbuh sebagai orang yang berperilakuan baik. Sebab,
bagaimanapun juga, sebagai anak, tentu mereka akan bercermin kepada perilaku
orangtuanya di dalam bertindak. Jangan sampai, larangan yang kita berikan
secara verbal, justru bertolak belakang dengan perbuatan kita. hal ini lah
terkadang yang menyebabkan turunnya wibawah orangtua di mata anak. "Ayah
/ ibu sendiri kayak gitu". Bantahan-bantahan seperti ini menunjukkan
akan adanya degradasi martabat orangtua di mata anak. Hal ini akan terjadi
ketika orangtua tidak mampu memberikan teladan terhadap apa yang ia ucapkan
sendiri.
2. Bercerita
Sungguh sepertiga dari isi Al-Quran itu adalah berisi tentang kisah-kisah
nyata orang terdahulu. Dan tidak lain tujuannya, agar supaya umat manusia
mengambil pelajaran dari mereka, baik dari golongan yang mulia, atau dari
mereka yang dimurkai. Nasehat yang kita berikan dengan pola demikian, akan
lebih mudah bagi mereka untuk mencernanya. Cara mendidik model ini, pun
telah dipraktekkan oleh Rosulullah dalam membangun umatnya.Sebab itu, orangtua
dituntut untuk memiliki segudang kisah-kisah dan mampu mengemasnya dengan baik.
3. Bergabung Bermain
Di tengah kehidupan yang menjadikan harta sebagai setandar kebahagiaan
seperti saat ini, tak jarang orangtua lebih memilih untuk meningggalkan
anaknya, demi meniti karer, atau bisnisnya. Apapun alasan yang mendasari
keputusan mereka tersebut, tentu tidak serta merta dibenarkan. Anak
memiliki hak untuk ditemani berjengkrama. Jangan sampai, karena alasan
bisnis, orangtuanya membiarkan anaknya tergilas moralnya, karekternya oleh
lingkungan sekitar, baik itu teman mainnya, ataupun tontonan yang ia lihat dari
layar kaca.
4. Menciptakan Kondisi Untuk Berbuat Baik
Ada pepatah yang mengatakan, "belajar di waktu kecil, bagaikan mengukir di
atas batu.".secara tersirat, pribahasa ini memeberi tahu kita, bahwa
mengarahkan anak yang masih berusia dini untuk menjadi sosok yang berakhlakul
karimah, itu relatif lebih mudah, ketimbang mereka yang sudah 'kadar luarsa'. Sebab
itu, orangtua harus mampu menciptakan kondisi agar anak tertarik untuk berbuat
baik. Rasulullah bersabda, "bantulah anak-anakmu untuk dapat
berbakti (kepada orangtuanya) bagi siapa yang ingin anak-anaknya tidak durhaka
ke pada mereka (orangtua) (HR. Thabrani).
5. Menanamkan Kebiasaan Baik
Suatu perbuatan, apa bila itu telah menjadi kebiasaan, maka ia akan berubah
menjadi karakter bagi si-pelaku. Karenanya, kita harus membiasakan
putra-putri kita untuk berbuat baik sedari dini mungkin, sehingga,
kebiasaan-kebiasaan positif yang telah tertanam sejak kecil, benar-benar
tertancap pada jiwa mereka, yang kemudian menjelma menjadi karakter pribadian. Akhirnya,
jadilah ia sosok yang memiliki jiwa yang luhur, lagi terpuji.
6 Mencontohkan Figur Yang Benar
Seiring dengan derasnya acara-acara TV tak jarang membuat anak-anak tertarik
untuk mengidolakan sosok atau figur yang tolak ukurnya bukan kepada akhlak
mereka, namun lebih dipacu kepada mereka yang memiliki ketenaran secara publik,
sekalipun akhlak mereka busuk. Hal yang demikian ini, tentu sangat membahayakan
bagi kepribadian anak-anak. Kenapa? Sebagai pengidola, tentulah
mereka akan melacak segala hal yang berkaitan denga si-idola, bahkan, bukan
suatu yang tak mungkin mereka akan meniru apa yang mereka dapatkan, sekalipun
hal tersebut sesuatu yang tercela.
Karenanya, sebagai orangtua, sepantasnya memilihkan figur
yang baik bagi anak-anak mereka, sehingga tidak salah pilih. Para nabi,
sahabat, ulama adalah sosok yang patut diteladani.Berkaitan dengan hal memilih
figur, Syaidina Ali pernah mengatakan, "Didiklah anak-anak kalian
dengan tiga sifat yang baik, yaitu: cinta kepada Nabimu (Muhammad), cinta
kepada anggota keluarganya, dan cinta untuk membaca Al-Quran. " (HR.
Thabrani dan Ibnu Najjar)
7. Santun
Tak jarang orangtua karena kesal terhadap perilaku anak-anaknya yang
bertentangan dengan apa yang mereka (orangtua) inginkan, bentakanpun akhirnya
meluncur pada anak bani adam yang masih polos-polos ini. bahkan,
terkadang, tanganpun ikut 'berbicara' dengan cara menjewer, mencubit, dan lain
sebagainya.
8. Memberi
Dorongan dan Peringatan
Cinta
seorang muslim terhadap anaknya, bukanlah cita yang buta, akan tetapi, justru
kecintaannya tersebut mampu mengantarkan keduanya lebih kenal dan cinta kepada
Allah.inilah cinta hakiki seorang ayah / ibu yang taat beragama kepada anaknya. Sebab
itu, mereka senantiasa memberi dorongan kepada anaknya untuk senantiasa
mendekatkan diri kepada Allah, dan menegurnya ketika lalai, atau sebagainya.
@Dirangkum dari artikel yang dimuat pada http://www.hidayatullah.com