by: Iwan Sukma Nuricht
I. Penjelasan
Powerfulness atau kedigdayaan
adalah perihal kuat, berilmu, berisi, ampuh, kebal, pintar, mandraguna
(http://www.artikata.com). Pada hakikatnya kedigdayaan menurut R. Indra Kusuma
Sejati adalah bagaimana kita mampu menjadi manusia yang berguna bagi manusia
lainnya, baik melalui ilmu kita, tenaga, pikiran maupun waktu (http://ejawantah.news.blogspot.com/2010/10
digdaya-tanpa-aji. html).
Berdasarkan pernyataan diatas,
maka kedigdayaan adalah kekuatan yang dimiliki oleh manusia yang dapat
diandalkan untuk memberikan kegunaan kepada orang lain.
Pemahaman akan karakter pribadi kadang kala bahkan sering tidak diperhitungkan
oleh banyak orang, seolah-olah sebuah karakter pribadi merupakan sesuatu yang
tidak penting. Hal ini menyebabkan banyak pribadi melakukan hal-hal yang jauh
dari jangkauan cita-cita maupun keinginan pribadi. Seseorang malah terjerumus
dalam kehancuran yang mendalam. Bagaimana lagi bisa membangun?? sedangkan dari
awal sudah tidak memanfaakan kemampuan pribadi. Bukan berarti yang sudah hancur
tidak dapat di perbaiki. Hanya harus mengalami peleburan seperi kaca yang sudah
hancur, harus di panaskan dalam suhu yang tinggi. Begitu pula pribadi yang
hancur, harus mengalami guncangan dan tekanan psikis yang dalam.
Salah satu karakter pribadi yang berkarakter yaitu karakter digdaya (powerfulness).
Karakter digdaya adalah karakter yang memiliki karakter yang kuat dan handal.
Karakter ini harus dimulai dari awal, dibangun dengan pondasi batu yang kuat
dan terpancang sangat dalam, dalam arti pribadi kita harus membiasakan hal-hal
yang menuju tujuan hidup dan cita-cita pribadi.
Jangan pernah sekalipun melakukan yang bertentangan dalam tujuan hidup
dan cia-cita pribadi. Sekalipun kita hanya pribadi yang lemah, namun jika kita
membangun dan melatih kepribadian yang lemah tadi, kita pasti bisa seperti
mutiara. Seperi para shaolin ataupun ahli kungfu, mereka dulu adalah cenderung
lemah dan bahan di olok-olok, namun setelah mereka di tempa, karakter dibangun
dan dilatih hari demi hari, hasilnya mereka menjadi sebuah pribadi yang luar biasa
dan siapa berani melawan?.
Dalam tiap individu pasti memiliki mutiara dalam pribadinya, hanya
berbeda-beda kualitas masing masing pribadi. Tergantung bagaimana kita membuat
pribadi kita menjadi seperti mutiara yang kita harapkan, atau kita hanya
sekedar daun kering yang siap dibakar dan dibuang. Menjadikan pribadi yang
handal bukan tidak mungkin bahkan seperti kerasnya berlian namun memancarkan
pribadi yang memukau semua orang, dipuji orang dan menjadi acuan setiap manusia
bukan tidak mungkin. Semuanya mungkin. Namun tergantung kita di tempa dan
dilatih dari keadaan serba ada ataupun serba kekurangan, namun hasilnya sama
saja menuju pribadi yang luar biasa. Ciptakan pribadi yang berjiwa kuat dan
handal dalam segala keadaan dan menjadikan pribadi yang memukau.
II. Pengembangan
Pengembangan nilai
kedigdayaan haruslah menjadi perhatian oleh setiap manusia. Adapun pengembangan
nilai kedigdayaan dapat dilaksanakan melalui:
a. Kurikulum
Sekolah yang terdiri dari Instruksional dan Nurture Effect.
1) Segi
Instruksional;
instruksional merupakan pengembangan nilai-nilai kedigdayaan yang lebih
menekankan pada pembelajaran siswa di
kelas. Kegiatan ini dapat berjalan dengan baik jika ditopang oleh perangkat
pembelajaran yang baik. Untuk itu RPP maupun metode pembelajaran yang didesain
diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang berhubungan dengan nilai kedigdayaan.
RPP dipersiapkan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran di kelas dan memiliki
muatan materi nilai-nilai kedigdayaan. Untuk itu dalam RPP dicantumkan materi
antara lain pengertian tentang kedigdayaan, tujuan kedigdayaan, kerugian yang
diakibatkan jika mengabaikan nilai-nilai kedigdayaan, serta mendesain satu
kegiatan yang merangsang motorik siswa untuk melatih menerapkan nilai-nilai kedigdayaan,
seperti memberikan tugas yang dibuat secara mandiri.
2) Segi Nurture Effect; pada segi ini nilai kedigdayaan dapat
dikembangkan melalui kemampuan sekolah untuk menemukan terobasan baru yang
berhubungan dengan pengembangan nilai kedigdayaan yang memiliki relevansi
dengan kegiatan di sekolah. Pada tahap ini komponen sekolah merancang kegiatan
yang menunujang nilai-nilai kedigdayaan seperti memberikan penghargaan kepada
guru-guru yang berprestasi sehingga menjadi teladan bagi guru-guru lainnya yang
kemudian akan berpengaruh kepada siswa-siswanya.
b. Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler merupakan
kegiatan pengembangan nilai-nilai kedigdayaan yang dilaksanakan di luar
pembelajaran di kelas. Kegiatan ini seperti pemberian tugas kelapangan untuk
meneliti suatu masalah secara mandiri. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih
dan mengembangkan kedigdayaan siswa agar berani menemukan serta memecahkan masalah
sendiri tanpa harus membebani orang lain.
c. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan yang lebih menekankan pada afektif dan psikomotor siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pengembangan nilai kedigdayaan
yakni: ikut serta dalam kegiatan PMR, PRAMUKA, maupun kegiatan-kegiatan yang
lain yang berhubungan dengan pengembangan potensi kepemimpinan siswa seperti
kegiatan OSIS, olahraga, dan kesenian.
d. Habituasi
1) Sekolah
Sekolah merupakan tempat siswa
untuk belajar dan memperoleh ilmu pengetahuan yang nantinya mereka gunakan dalam
kehidupan bermasyarakat. Sekolah merupakan tempat pelaksanaan pendidikan formal
yang bertanggungjawab terhadap penyediaan generasi bangsa yang bisa melanjutkan
estapet perjuangan dan pembangunan bangsa. Sekolah pula merupakan tempat yang
strategis bagi siswa untuk belajar. Karena di sekolah tersedia berbagai macam
kebutuhan pembelajaran yang bisa digunakan oleh siswa untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya. Hal yang perlu diperhatikan dan tidak bisa
diabaikan dalam persekolahan adalah pengembangan nilai kedigdayaan ditingkatan komponen sekolah, baik
kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai tata usaha. Kedigdayaan ini dapat
diwujudkan seperti melaksanakan tugas, mengadakan acara-acara sekolah dimana
siswa dipercayakan untuk terlibat sebagai panitia.
2) Keluarga
Keluarga merupakan wadah yang
utama yang dijumpai oleh siswa sebelum siswa tersebut belajar ditempat lain.
Keluarga merupakan kumpulan organisasi terkecil tetapi yang paling
bertanggungjawab dalam pengembangan nilai kedigdayaan. Karena siswa sebelum
beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan luar yang pertama dijumpai siswa
adalah keluarga. Untuk itu nilai kedigdayaan menjadi satu kewajiban diterapkan
di lingkungan keluarga. kedigdayaan di lingkungan keluarga dapat diwujudkan
melalui kegiatan seperti memberikan kepercayaan kepada anak untuk menyelesaikan
masalahnya sendiri yang tentunya dapat dipertanggungjawabkannya.
3)
Masyarakat
Masyarakat merupakan bagian dari satu bangsa
yang memiliki adat kebiasaan yang menjadi dasar dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antar sesama. Masyarakat pula tempat mengaktulisasikan pengetahuan
dan keterampilan sebagai bentuk partsisipasi terhadap kemajuan bangsa. Untuk
itu agar kehidupan masyarakat bisa tentram dan damai, maka kegiatan yang dapat
menunjang kedigdayaan haruslah diperhatikan. Kegiatan-kegiatan tersebut seperti
pembiasaan hidup gotong-royong, menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan
masyarakat secara bersama-sama serta yang terpenting adalah kedigdayaan menjadi
pemimpin (dapat diandalkan) dalam masyarakat tersebut.