Welcome Meet the Great Education and Art - Let Us Doing Good and Truth Degrees For Lifting People * Dipersembahkan oleh STRINGTONE project *

2/05/2012

POWERFULNESS


by: Iwan Sukma Nuricht

I.     Penjelasan
Powerfulness atau kedigdayaan adalah perihal kuat, berilmu, berisi, ampuh, kebal, pintar, mandraguna (http://www.artikata.com). Pada hakikatnya kedigdayaan menurut R. Indra Kusuma Sejati adalah bagaimana kita mampu menjadi manusia yang berguna bagi manusia lainnya, baik melalui ilmu kita, tenaga, pikiran maupun waktu (http://ejawantah.news.blogspot.com/2010/10 digdaya-tanpa-aji. html).
Berdasarkan pernyataan diatas, maka kedigdayaan adalah kekuatan yang dimiliki oleh manusia yang dapat diandalkan untuk memberikan kegunaan kepada orang lain.  
Pemahaman akan karakter pribadi kadang kala bahkan sering tidak diperhitungkan oleh banyak orang, seolah-olah sebuah karakter pribadi merupakan sesuatu yang tidak penting. Hal ini menyebabkan banyak pribadi melakukan hal-hal yang jauh dari jangkauan cita-cita maupun keinginan pribadi. Seseorang malah terjerumus dalam kehancuran yang mendalam. Bagaimana lagi bisa membangun?? sedangkan dari awal sudah tidak memanfaakan kemampuan pribadi. Bukan berarti yang sudah hancur tidak dapat di perbaiki. Hanya harus mengalami peleburan seperi kaca yang sudah hancur, harus di panaskan dalam suhu yang tinggi. Begitu pula pribadi yang hancur, harus mengalami guncangan dan tekanan psikis yang dalam.
Salah satu karakter pribadi yang berkarakter yaitu karakter digdaya (powerfulness). Karakter digdaya adalah karakter yang memiliki karakter yang kuat dan handal. Karakter ini harus dimulai dari awal, dibangun dengan pondasi batu yang kuat dan terpancang sangat dalam, dalam arti pribadi kita harus membiasakan hal-hal yang menuju tujuan hidup dan cita-cita pribadi.
Jangan pernah sekalipun melakukan yang bertentangan dalam tujuan hidup dan cia-cita pribadi. Sekalipun kita hanya pribadi yang lemah, namun jika kita membangun dan melatih kepribadian yang lemah tadi, kita pasti bisa seperti mutiara. Seperi para shaolin ataupun ahli kungfu, mereka dulu adalah cenderung lemah dan bahan di olok-olok, namun setelah mereka di tempa, karakter dibangun dan dilatih hari demi hari, hasilnya mereka menjadi sebuah pribadi yang luar biasa dan siapa berani melawan?.
Dalam tiap individu pasti memiliki mutiara dalam pribadinya, hanya berbeda-beda kualitas masing masing pribadi. Tergantung bagaimana kita membuat pribadi kita menjadi seperti mutiara yang kita harapkan, atau kita hanya sekedar daun kering yang siap dibakar dan dibuang. Menjadikan pribadi yang handal bukan tidak mungkin bahkan seperti kerasnya berlian namun memancarkan pribadi yang memukau semua orang, dipuji orang dan menjadi acuan setiap manusia bukan tidak mungkin. Semuanya mungkin. Namun tergantung kita di tempa dan dilatih dari keadaan serba ada ataupun serba kekurangan, namun hasilnya sama saja menuju pribadi yang luar biasa. Ciptakan pribadi yang berjiwa kuat dan handal dalam segala keadaan dan menjadikan pribadi yang memukau.

II.   Pengembangan
Pengembangan nilai kedigdayaan haruslah menjadi perhatian oleh setiap manusia. Adapun pengembangan nilai kedigdayaan dapat dilaksanakan melalui:
a.    Kurikulum Sekolah yang terdiri dari Instruksional dan Nurture Effect.
1)   Segi Instruksional; instruksional merupakan pengembangan nilai-nilai kedigdayaan yang lebih menekankan pada pembelajaran  siswa di kelas. Kegiatan ini dapat berjalan dengan baik jika ditopang oleh perangkat pembelajaran yang baik. Untuk itu RPP maupun metode pembelajaran yang didesain diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang berhubungan dengan nilai kedigdayaan. RPP dipersiapkan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran di kelas dan memiliki muatan materi nilai-nilai kedigdayaan. Untuk itu dalam RPP dicantumkan materi antara lain pengertian tentang kedigdayaan, tujuan kedigdayaan, kerugian yang diakibatkan jika mengabaikan nilai-nilai kedigdayaan, serta mendesain satu kegiatan yang merangsang motorik siswa untuk melatih menerapkan nilai-nilai kedigdayaan, seperti memberikan tugas yang dibuat secara mandiri.
2)    Segi Nurture Effect; pada segi ini nilai kedigdayaan dapat dikembangkan melalui kemampuan sekolah untuk menemukan terobasan baru yang berhubungan dengan pengembangan nilai kedigdayaan yang memiliki relevansi dengan kegiatan di sekolah. Pada tahap ini komponen sekolah merancang kegiatan yang menunujang nilai-nilai kedigdayaan seperti memberikan penghargaan kepada guru-guru yang berprestasi sehingga menjadi teladan bagi guru-guru lainnya yang kemudian akan berpengaruh kepada siswa-siswanya.

b.    Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan pengembangan nilai-nilai kedigdayaan yang dilaksanakan di luar pembelajaran di kelas. Kegiatan ini seperti pemberian tugas kelapangan untuk meneliti suatu masalah secara mandiri. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih dan mengembangkan kedigdayaan siswa agar berani menemukan serta memecahkan masalah sendiri tanpa harus membebani orang lain.
c.    Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang lebih menekankan pada afektif dan psikomotor siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pengembangan nilai kedigdayaan yakni: ikut serta dalam kegiatan PMR, PRAMUKA, maupun kegiatan-kegiatan yang lain yang berhubungan dengan pengembangan potensi kepemimpinan siswa seperti kegiatan OSIS, olahraga, dan kesenian.
d.    Habituasi
1)    Sekolah 
Sekolah merupakan tempat siswa untuk belajar dan memperoleh ilmu pengetahuan yang nantinya mereka gunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Sekolah merupakan tempat pelaksanaan pendidikan formal yang bertanggungjawab terhadap penyediaan generasi bangsa yang bisa melanjutkan estapet perjuangan dan pembangunan bangsa. Sekolah pula merupakan tempat yang strategis bagi siswa untuk belajar. Karena di sekolah tersedia berbagai macam kebutuhan pembelajaran yang bisa digunakan oleh siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Hal yang perlu diperhatikan dan tidak bisa diabaikan dalam persekolahan adalah pengembangan nilai kedigdayaan ditingkatan komponen sekolah, baik kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai tata usaha. Kedigdayaan ini dapat diwujudkan seperti melaksanakan tugas, mengadakan acara-acara sekolah dimana siswa dipercayakan untuk terlibat sebagai panitia.   
2)    Keluarga
Keluarga merupakan wadah yang utama yang dijumpai oleh siswa sebelum siswa tersebut belajar ditempat lain. Keluarga merupakan kumpulan organisasi terkecil tetapi yang paling bertanggungjawab dalam pengembangan nilai kedigdayaan. Karena siswa sebelum beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan luar yang pertama dijumpai siswa adalah keluarga. Untuk itu nilai kedigdayaan menjadi satu kewajiban diterapkan di lingkungan keluarga. kedigdayaan di lingkungan keluarga dapat diwujudkan melalui kegiatan seperti memberikan kepercayaan kepada anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri yang tentunya dapat dipertanggungjawabkannya.
3)        Masyarakat
Masyarakat merupakan bagian dari satu bangsa yang memiliki adat kebiasaan yang menjadi dasar dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Masyarakat pula tempat mengaktulisasikan pengetahuan dan keterampilan sebagai bentuk partsisipasi terhadap kemajuan bangsa. Untuk itu agar kehidupan masyarakat bisa tentram dan damai, maka kegiatan yang dapat menunjang kedigdayaan haruslah diperhatikan. Kegiatan-kegiatan tersebut seperti pembiasaan hidup gotong-royong, menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat secara bersama-sama serta yang terpenting adalah kedigdayaan menjadi pemimpin (dapat diandalkan) dalam masyarakat tersebut.