Tampilkan postingan dengan label Serba-Serbi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Serba-Serbi. Tampilkan semua postingan
7/26/2012
5 Cara Agar Guru Menjadi Kreatif
Situasi yang membuat guru bisa menjadi kreatif antara lain :
Guru menciptakan susasana kelas yang aman dan nyaman secara emosional dan intelektual
Terkadang siswa punya banyak pertanyaan dibenaknya, tetapi ada semacam perasaan malu dan takut, dikira bodoh jika melontarkan pertanyaan. Sebagai guru, kerja keras kita salah satunya adalam menciptakan kelas yang memberik keamanan secara emosional bagi siswa. Memang agar menjadi siswa yang percaya diri mereka perlu mengambil resiko, tetapi di lingkungan yang tidak mendukung kenyamanan secara emosional, siswa akan berpikir 1000 kali untuk mau bertanya dan berpendapat.
7/24/2012
TIps Mudah Mengerjakan TOEIC TOEFL
Dibawah ini adalah Tips dan Trik Mengerjakan Soal-Soal Ujian TOEIC dan TOEFL. Tips dan Trik Mengerjakan TOEIC dan TOEFL ini merupakan awal dari sukses dalam Mengerjakan Soal TOEIC dan TOEFL. Bagi para pemula yang akan mencoba berlatih mengerjakan Soal TOEIC dan TOEFL alangkah baiknya untuk membaca Tips dan Trik cara mengerjakan TOEIC dan TOEFL.
Cara Membuat Topik Tesis yang Dahsyat
Langkah pertama yang harus anda lakukan saat membuat tesis adalah menentukan topik. Biasanya diikuti pembuatan proposal dan tesis sebenarnya. Bukankah Anda merasa kesulitan menentukan topik tesis. Ya, hal ini memang menyebalkan. Tapi jangan khawatir, setelah membaca tips berikut ini Anda akan merasa menentukan topik tesis itu sangat mudah. Terdengar terlalu hebat? baca terus.
CARA MENULIS SKRIPSI-TESIS CEPAT AKURAT dan BERMUTU
Mengenali Persiapan Seputar Menulis
Untuk memulai menulis sebuah skripsi atau tesis kita harus tahu dulu sebelumnya tentang persiapan dalam penulisan. Secara mental dan kedidiplinan menduduki peringkat atas, karena dalam menulis harus disiapkan dulu mental yang kuat dalam menelan waktu yang crusial. Secara kedisiplinan kita harus mengatur waktu sebaik mungkin, dan di usahakan punya jadwal penulisan mulai dari perancangan masalah sampai dengan akhir.
Untuk memulai menulis sebuah skripsi atau tesis kita harus tahu dulu sebelumnya tentang persiapan dalam penulisan. Secara mental dan kedidiplinan menduduki peringkat atas, karena dalam menulis harus disiapkan dulu mental yang kuat dalam menelan waktu yang crusial. Secara kedisiplinan kita harus mengatur waktu sebaik mungkin, dan di usahakan punya jadwal penulisan mulai dari perancangan masalah sampai dengan akhir.
7/21/2012
Sepuluh Tips Saat Ujian
Ketika Anda melakukan ujian, Anda sedang mendemonstrasikan kemampuanmu dalam memahami materi pelajaran, atau dalam melakukan tugas-tugas tertentu. Ujian memberikan dasar evaluasi dan penilaian terhadap perkembangan belajarmu. Ada beberapa kondisi lingkungan, termasuk sikap dan kondisimu sendiri, yang mempengaruhimu dalam melakukan ujian.
Sepuluh tips untuk membantu Anda dalam mengerjakan ujian:
Sumber :http://www.scribd.com/doc/33545555/Sepuluh-Tips-Saat-Ujian
Sepuluh tips untuk membantu Anda dalam mengerjakan ujian:
Sumber :http://www.scribd.com/doc/33545555/Sepuluh-Tips-Saat-Ujian
ALAM KUBUR
Tahapan-tahapan Kehidupan
Manusia adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan dari [1] tanah (at-turab) danruh. Allah SWT membekalinya dengan hati, akal dan jasad, sehingga manusia memilikitekad (al-‘azmu), ilmu dan amal. Dengan berbekal ketiganya manusia diberi amanah olehAllah SWT, sebuah amanah yang makhluk-makhluk lain yang besar-besar, jauh lebih besar dari manusia, seperti langit, bumi dan gunung-gunung, menolak untuk menerimanya(33:72). Amanah yang diterima manusia berupa ibadah (51:56) yang merupakan tujuan penciptaannya dan khilafah (2:30) yang merupakan fungsi manusia di dunia. Keduaamanah ini kelak akan dimintai pertanggungjawabannya di hari akhir.
Sumber :http://www.scribd.com/doc/31477755/Perihal-Alam-Kubur-Dari-Al-Quran
7/20/2012
7 Hal yang Bikin Blog Ditinggalkan Pembaca
Merasa bingung mengapa blog Anda yang awalnya ramai pengunjung, perlahan jadi sepi? Bahkan para follower blog yang dulu sangat interaktif, kini tak lagi muncul di laman untuk member komentar?
Pertanyaan macam itu sering terbersit di benak para blogger. Sebenarnya ada 7 “dosa” yang dilakukan blogger tanpa disadari, yang membuat popularitas blognya merosot. Apa saja itu?
Pertanyaan macam itu sering terbersit di benak para blogger. Sebenarnya ada 7 “dosa” yang dilakukan blogger tanpa disadari, yang membuat popularitas blognya merosot. Apa saja itu?
5/27/2012
Asal usul tradisi memberikan angpao sewaktu menyambut tahun baru Imlek

Angpao sendiri adalah dialek Hokkian, arti harfiahnya adalah bungkusan/amplop merah. Sebenarnya, tradisi memberikan angpao sendiri bukan hanya monopoli tahun baru Imlek, melainkan di dalam peristiwa apa saja yang melambangkan kegembiraan seperti pernikahan, ulang tahun, masuk rumah baru dan lain-lain, angpao juga akan ditemukan.
Angpao pada tahun baru Imlek mempunyai istilah khusus yaitu "Ya Sui", yang artinya hadiah yang diberikan untuk anak2 berkaitan dengan pertambahan umur/pergantian tahun. Di zaman dulu, hadiah ini biasanya berupa manisan, bonbon dan makanan. Untuk selanjutnya, karena perkembangan zaman, orang tua merasa lebih mudah memberikan uang dan membiarkan anak2 memutuskan hadiah apa yang akan mereka beli.
Tradisi memberikan uang sebagai hadiah Ya Sui ini muncul sekitar zaman Ming dan Qing. Dalam satu literatur mengenai Ya Sui Qian dituliskan bahwa anak-anak menggunakan uang untuk membeli petasan, manisan. Tindakan ini juga meningkatkan peredaran uang dan perputaran roda ekonomi di Tiongkok di zaman tersebut.
Bagaimana bentuknya angpao di zaman dulu
Uang kertas pertama kali digunakan di Tiongkok pada zaman Dinasti Song, namun baru benar2 resmi digunakan secara luas di zaman Dinasti Ming. Walaupun telah ada uang kertas, namun karena uang kertas nominalnya biasanya sangat besar sehingga jarang digunakan sebagai hadiah Ya Sui kepada anak2.
Di zaman dulu, karena nominal terkecil uang yang beredar di Tiongkok adalah keping perunggu (wen atau tongbao). Keping perunggu ini biasanya berlubang segi empat di tengahnya. Bagian tengah ini diikatkan menjadi untaian uang dengan tali merah. Keluarga kaya biasanya mengikatkan 100 keping perunggu buat Ya Sui orang tua mereka dengan harapan mereka akan berumur panjang.
Jadi, dari sini dapat kita ketahui bahwa bungkusan kertas merah (angpao) yang berisikan uang belum populer di zaman dulu.
Makna Pemberian angpao
Orang Tionghoa menitik beratkan banyak masalah pada simbol-simbol, demikian pula halnya dengan tradisi Ya Sui ini. Sui dalam Ya Sui berarti umur, mempunyai lafal yang sama dengan karakter Sui yang lain yang berarti bencana. Jadi, Ya Sui bisa disimbolkan sebagai "mengusir/meminimalkan bencana" dengan harapan anak2 yang mendapat hadiah Ya Sui akan melewati 1 tahun ke depan yang aman tenteram tanpa halangan berarti.
Yang wajib memberikan angpao dan berhak menerima angpao
Di dalam tradisi Tionghoa, orang yang wajib dan berhak memberikan angpao biasanya adalah orang yang telah menikah, karena pernikahan dianggap merupakan batas antara masa kanak2 dan dewasa. Selain itu, ada anggapan bahwa orang yang telah menikah biasanya telah mapan secara ekonomi. Selain memberikan angpao kepada anak2, mereka juga wajib memberikan angpao kepada yang dituakan.
Bagi yang belum menikah, tetap berhak menerima angpao walaupun secara umur, seseorang itu sudah termasuk dewasa. Ini dilakukan dengan harapan angpao dari orang yang telah menikah akan memberikan nasib baik kepada orang tersebut, dalam hal ini tentunya jodoh. Bila seseorang yang belum menikah ingin memberikan angpao, sebaiknya cuma memberikan uang tanpa amplop merah.
Namun tradisi di atas tidak mengikat. Sekarang ini, pemberikan angpao tentunya lebih didasarkan pada kemapanan secara ekonomi, lagipula makna angpao bukan sekedar terbatas berapa besar uang yang ada di dalamnya melainkan lebih jauh adalah bermakna senasib sepenanggungan, saling mengucapkan dan memberikan harapan baik untuk 1 tahun ke depan kepada orang yang menerima angpao tadi.
Sumber Tulisan :
1. Sejarah Panjang Tahun Baru Imlek, Kim Tek Ie
2. http://jindeyuan.org/sejarah-panjang-tahun-baru-imlek/index.htm
3. Walter, Derek. The Complete Guide to Chinese Astrology: The Most Comprehensive
Study of the Subject Ever Published in the English Language, Watkin Publishing,
London, 2002
4. Berdasarkan penuturan turun temurun masyarakat Tionghoa Gorontalo
http://asalusulbudayationghoa.blogspot.com/2010/02/asal-usul-tradisi-memberikan-angpao.html
5/26/2012
Cara Membaca Kepribadian Orang Melalui Gaya Tulisan
Tahukah Anda? Setiap tulisan yang dibuat seseorang menggambarkan emosi dan kepribadian orang tersebut. Melalui ilmu baca tulisan atau grafologi, kita bisa membaca kepribadian orang hanya dengan melihat gaya tulisannya saja! Menurut riset, keakuratan analisa grafologi mencapai 80-90%. Jadi, tidak ada salahnya jika kita mencoba menggunakan teknik ini (saya sudah mengujinya ke diri sendiri dan ternyata cukup akurat).
Beberapa sifat yang bisa dilihat lewat tulisan seseorang:
1. Arah kemiringan huruf
Ke kanan = ekspresif, emosional
Tegak = menahan diri, emosi sedang
Ke kiri = menutup diri
Ke segala arah dalam 1 kalimat = tidak konsisten
Ke segala arah dalam 1 kata = ada masalah dengan kepribadiannya
2. Bentuk umum huruf-huruf
Bulat atau melingkar = alami, easygoing
Bersudut tajam = agresif, to the point, energi kuat
Bujursangkar = realistis, praktek berdasar pengalaman
Coretan tak beraturan = artistik, tidak punya standar
3. Huruf-huruf bersambung atau tidak
Bersambung seluruhnya = sosial, suka bicara dan bertemu dengan orang banyak
Sebagian bersambung sebagian lepas = pemalu, idealis yang agak sulit membina hubungan (terlebih hubungan spesial).
Lepas seluruhnya = berpikir sebelum bertindak, cerdas, seksama
4. Spasi antar kata
Berjarak tegas = suka berbicara (mungkin orang yang selalu sibuk?)
Rapat/Seolah tidak berjarak = tidak sabaran, percaya diri dan cepat bertindak
5. Jarak vertikal antar baris tulisan
Sangat jauh = terisolasi, menutup diri, bahkan mungkin anti sosial
Cukup berjarak sehingga huruf di baris atas tidak bersentuhan dengan baris di bawahnya = boros, suka bicara
Berjarak rapat sehingga ujung bawah huruf ‘y’, ‘g’, menyentuh ujung atas huruf ‘h’, ‘t’ = organisator yang baik
6. Interpretasi huruf ‘t’
Letak palang (-) pada kail ‘t’
- Cenderung ke kiri = pribadi waspada, tidak mudah percaya
- Tepat di tengah = pribadi yang kurang orisinil tapi sangat bertanggung jawab
- Cenderung ke kanan = pribadi handal, teliti, mampu memimpin
Panjang kail ‘t’ menunjukkan kemampuan potensial untuk mencapai target.
Tinggi-rendah palang (-) pada kail ‘t’
- Rendah = setting target lebih rendah dari kemampuan sebenarnya (kurang percaya diri atau pemalas)
- Tinggi = setting target tinggi tapi juga diimbangi oleh kemampuan
- Di atas kail = setting target lebih tinggi dibanding kemampuan
7. Arah tulisan pada kertas polos
Naik/menanjak = energik, optimis, tegas
Tetap/lurus = perfeksionis, sulit bergaul
Turun = seorang yang tertekan atau lelah, kemungkinan menutup diri
8. Tekanan saat menulis
Makin kuat tekanan, makin besar intensitas emosional penulisnya
9. Ukuran huruf
Makin kecil huruf yang ditulis, maka makin besar tingkat konsenterasi si penulis, begitu pula sebaliknya.
10. Sedikit tentang huruf “O”
- Adanya rahasia ditunjukkan oleh lingkaran kecil pada huruf “O”
- Kebohongan ditunjukkan oleh lingkaran huruf “O” yang mengarah ke kanan.
Sumber: http://hajingfai.blogspot.com/2011/12/cara-membaca-kepribadian-orang-melalui.html#ixzz1vzGOL2Zd. Diakses dan dishare pada hari, Sabtu, 26 Mei 2012, pukul 21:45 WIB
Beberapa sifat yang bisa dilihat lewat tulisan seseorang:
1. Arah kemiringan huruf
Ke kanan = ekspresif, emosional
Tegak = menahan diri, emosi sedang
Ke kiri = menutup diri
Ke segala arah dalam 1 kalimat = tidak konsisten
Ke segala arah dalam 1 kata = ada masalah dengan kepribadiannya
2. Bentuk umum huruf-huruf
Bulat atau melingkar = alami, easygoing
Bersudut tajam = agresif, to the point, energi kuat
Bujursangkar = realistis, praktek berdasar pengalaman
Coretan tak beraturan = artistik, tidak punya standar
3. Huruf-huruf bersambung atau tidak
Bersambung seluruhnya = sosial, suka bicara dan bertemu dengan orang banyak
Sebagian bersambung sebagian lepas = pemalu, idealis yang agak sulit membina hubungan (terlebih hubungan spesial).
Lepas seluruhnya = berpikir sebelum bertindak, cerdas, seksama
4. Spasi antar kata
Berjarak tegas = suka berbicara (mungkin orang yang selalu sibuk?)
Rapat/Seolah tidak berjarak = tidak sabaran, percaya diri dan cepat bertindak
5. Jarak vertikal antar baris tulisan
Sangat jauh = terisolasi, menutup diri, bahkan mungkin anti sosial
Cukup berjarak sehingga huruf di baris atas tidak bersentuhan dengan baris di bawahnya = boros, suka bicara
Berjarak rapat sehingga ujung bawah huruf ‘y’, ‘g’, menyentuh ujung atas huruf ‘h’, ‘t’ = organisator yang baik
6. Interpretasi huruf ‘t’
Letak palang (-) pada kail ‘t’
- Cenderung ke kiri = pribadi waspada, tidak mudah percaya
- Tepat di tengah = pribadi yang kurang orisinil tapi sangat bertanggung jawab
- Cenderung ke kanan = pribadi handal, teliti, mampu memimpin
Panjang kail ‘t’ menunjukkan kemampuan potensial untuk mencapai target.
Tinggi-rendah palang (-) pada kail ‘t’
- Rendah = setting target lebih rendah dari kemampuan sebenarnya (kurang percaya diri atau pemalas)
- Tinggi = setting target tinggi tapi juga diimbangi oleh kemampuan
- Di atas kail = setting target lebih tinggi dibanding kemampuan
7. Arah tulisan pada kertas polos
Naik/menanjak = energik, optimis, tegas
Tetap/lurus = perfeksionis, sulit bergaul
Turun = seorang yang tertekan atau lelah, kemungkinan menutup diri
8. Tekanan saat menulis
Makin kuat tekanan, makin besar intensitas emosional penulisnya
9. Ukuran huruf
Makin kecil huruf yang ditulis, maka makin besar tingkat konsenterasi si penulis, begitu pula sebaliknya.
10. Sedikit tentang huruf “O”
- Adanya rahasia ditunjukkan oleh lingkaran kecil pada huruf “O”
- Kebohongan ditunjukkan oleh lingkaran huruf “O” yang mengarah ke kanan.
Sumber: http://hajingfai.blogspot.com/2011/12/cara-membaca-kepribadian-orang-melalui.html#ixzz1vzGOL2Zd. Diakses dan dishare pada hari, Sabtu, 26 Mei 2012, pukul 21:45 WIB
5/18/2012
5/16/2012
Irshad Manji dan FPI: perspektif jalan tengah
Oleh : Budi Kurniawan
Irshad Manji, nama yang baru saya kenal, bisa kenal gara-gara FPI dan tentu cover media Indonesia yang lebay. Saya cari bukunya dan karyanya di perpustakaan ANU, ajaib tidak ada, artinya Irshad Manji bukanlah orang yang diakui secara akademik. Tidak bisa berbahasa arab, tidak pernah menulis jurnal ilmiah hanya menulis buku curhat dan tentu saja blow up media seperti CNN, tetapi berani bicara tenatang Islam, kok bisa dirinya diundang oleh kampus tempat saya kuliah dulu, UGM.
Pemikiran Irshad Manji yang mengakui dirinya lesbian dan mencari dalil dari alQur’an menjadikan tema sentral penolakan atas dirinya. Betul umat Islam seluruh dunia ijma bahwa lesbian adalah haram, dilarang oleh AlQur’an secara tegas. “Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka:` Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” (QS. Al A’raaf Ayat 80). Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.(QS. Al A’raaf Ayat 81). Bahkan fatwa Imam Syafiee terhadap pelaku gay dan lesbian adalah dirajam bahkan Imam Ahmad dibakar hidup-hidup.
Yang kemudian menjadi persolan adalah apakah betul Irshad Manji bebas bicara dengan alasan kebebasan akademik dan demokrasi? Yang perlu kita garisbawahi adalah Indonesia memang negara demokrasi tetapi tidak ada kesepakatan tegas bahwa demokrasi Indonesia adalah demokrasi liberal dimana orang bebas bicara walaupun bertentangan dengan syariat agama. Di baratpun dimana saya tinggal gay dan lesbian bebas hidup tetapi mereka masih dilarang menikah dan tidak pernah mengakui bahwa gay dan lesbian adalah bagaian dari ajaran kristen atau Yahudi. Yang sudah jelas Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa pasal 29 UUD 1945 dan sila pertama Pancasila. Itu artinya demokrasi di Indonesia dibatasi atas ketuhanan yang maha esa. Orang bebas bicara selama tidak melanggar nilai ushul ajaran Islam. Kita bebas berdebat apalah zakat profesi itu ada atau tidak kerena itu masalah ijtihadiah. Namun, kita tidak boleh berdebat tentang ajaran pokok atau ushul agama seperti Nabi Muhammad Rasul terakhir, sholat fardhu itu ada lima, babi itu haram dan lesbian dan gay itu dilarang. Jika ada yg mengatakan gay itu boleh silakan dia berkata tetapi jangan mengatakan itu ajaran Islam. Sama kiranya jika ada yang mengaku kristen, namun mempercayayai bahwa Jesus itu adalah wanita dan dia adalah titisan Jesus. Boleh berkata seperti itu namun harus juga berani bilang bahwa saya bukan kristen tetapi saya agama x. Jika hal ini diberi sebuah kebebasan, tanpa ada pembatasan, jangan heran nantinya akan ada ajaran yang mengakui kucing adalah tuhan dan dirinya adalah rasul namun mengaku Islam.
Lalu apa yang salah dengan FPI atau MMI, menurut saya jika ajaran lesbian ala Irsad Manji ini terkenal luas di Indonesia, maka yang pertama kali harus disalahkan adalah FPI. Setiap tidak tanduknya FPI ini tidak pernah memperhitungkan manfaat dan kemungkaran yang timbul dari cara nahi munkarnya. Alih-alih menegakkan syariat, yang terjadi sebenarnya dengan cara kekerasan, justru subhat dan pemikiran Irshad Manji menjadi terkenal luas dan bukunya didownload oleh banyak orang. Coba yang baca orang awam, bisa jadi tambahlah pengikut ajaran Irshad Manji. FPI tidak pernahkah memperhatikan ayat al qur’an “Serulah (manusia) kpd jalan Rabbmu dgn hikmah dan pelajaran yg baik dan bantahlah mereka dgn cara yg lebih baik.” [An-Nahl: 125]. Pernahkah FPI atau MMI memperhatian bagaimana perintah Allah kepada Musa dan Harun ketika berdakwah kepada Fir’aun, Firaun itu bahkan kemaksiatannya lebih parah dari sekedar lesbi, dia mengambil hak Allah dengan mengaku Tuhan, tetapi apa perintah Allah kepada Musa dan Harun : Maka berbicalah kamu berdua kpdnya dengan kata-kata yg lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut.” [Thaha: 44]
Semangat agama saja tidak cukup, perlu berlajar dan pemahaman yang benar tentang manfaat dan mudarat yang timbul dari tindakan nahi munkar., coba perhatikan bagaimana pertimbangan Ibnu Taimiyah, ketika melihat maksiatnya tentara tar-tar. Ketika IbnuTaimiyah berjalan-jalan bersama para sahabatnya, mereka melihat sebagian orang Tartar sedang minum minuman keras, mabuk-mabukan.Sebagian sahabatIbnu Taimiyah mencela tindakan orang-orang Tartar itu dan hendak melarangnya. Namun Ibnu Taimiyah mencegah sebagian sahabatnya dan berkata : “Biarkan saja mereka. Sesungguhnya Allah melaranh khamar itu karena ia dapat membuat orang tidak melakukan shalat. Tetapi orang-orang itu, dengan minum khamar, justru membuat mereka tidak membunuh, menawan orang, dan merampok harta benda rakyat.Jadi, biarkan saja mereka”. Coba kita perhatikan cuplikan sejarah diatas. Orang mabuk dibiarkan saja, padahal itu maksiat, karena pertimbangan jika mereka tidak mabuk maka akan banyak darah yang tertumpah maka maksiat tadi dibiarkan. Kembali ke Isrhad Manji, coba didiamkan saja, paling yang hadir di diskusi Irshad Manji yang jumlahnya terbatas yang termakan subhat Irshad Manji, saya pun mungkin akan tidak tahu ada lesbi yang bernama Irshad Manji.
Akhirnya semoga kita berlindung dari Allah dari sifat merubah dan mengakali syariat Allah seperti cara beragama orang yang Allah murkai (liberal tanpa batas), dan bergama hanya dengan semangat tanpa ilmu dan pemahaman seperti orang yang Allah sebut dengan sesat. Itulah tafsir surat Al Fatihah ayat 7, ayat yang kita baca setiap sholat kita.
Wallahu’alam
Canberra minus 4 ;)
Sumber Kutipan : http://sosbud.kompasiana.com/2012/05/14/irshad-manji-dan-fpi-perspektif-jalan-tengah/, diakses tanggal 16 Mei 2012, pukul 8:40
OPINI | 14 May 2012 | 08:30
Kompasiana - Kolom "Humaniora-Sosbud"
Kompasiana - Kolom "Humaniora-Sosbud"
Irshad Manji, nama yang baru saya kenal, bisa kenal gara-gara FPI dan tentu cover media Indonesia yang lebay. Saya cari bukunya dan karyanya di perpustakaan ANU, ajaib tidak ada, artinya Irshad Manji bukanlah orang yang diakui secara akademik. Tidak bisa berbahasa arab, tidak pernah menulis jurnal ilmiah hanya menulis buku curhat dan tentu saja blow up media seperti CNN, tetapi berani bicara tenatang Islam, kok bisa dirinya diundang oleh kampus tempat saya kuliah dulu, UGM.
Pemikiran Irshad Manji yang mengakui dirinya lesbian dan mencari dalil dari alQur’an menjadikan tema sentral penolakan atas dirinya. Betul umat Islam seluruh dunia ijma bahwa lesbian adalah haram, dilarang oleh AlQur’an secara tegas. “Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka:` Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” (QS. Al A’raaf Ayat 80). Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.(QS. Al A’raaf Ayat 81). Bahkan fatwa Imam Syafiee terhadap pelaku gay dan lesbian adalah dirajam bahkan Imam Ahmad dibakar hidup-hidup.
Yang kemudian menjadi persolan adalah apakah betul Irshad Manji bebas bicara dengan alasan kebebasan akademik dan demokrasi? Yang perlu kita garisbawahi adalah Indonesia memang negara demokrasi tetapi tidak ada kesepakatan tegas bahwa demokrasi Indonesia adalah demokrasi liberal dimana orang bebas bicara walaupun bertentangan dengan syariat agama. Di baratpun dimana saya tinggal gay dan lesbian bebas hidup tetapi mereka masih dilarang menikah dan tidak pernah mengakui bahwa gay dan lesbian adalah bagaian dari ajaran kristen atau Yahudi. Yang sudah jelas Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa pasal 29 UUD 1945 dan sila pertama Pancasila. Itu artinya demokrasi di Indonesia dibatasi atas ketuhanan yang maha esa. Orang bebas bicara selama tidak melanggar nilai ushul ajaran Islam. Kita bebas berdebat apalah zakat profesi itu ada atau tidak kerena itu masalah ijtihadiah. Namun, kita tidak boleh berdebat tentang ajaran pokok atau ushul agama seperti Nabi Muhammad Rasul terakhir, sholat fardhu itu ada lima, babi itu haram dan lesbian dan gay itu dilarang. Jika ada yg mengatakan gay itu boleh silakan dia berkata tetapi jangan mengatakan itu ajaran Islam. Sama kiranya jika ada yang mengaku kristen, namun mempercayayai bahwa Jesus itu adalah wanita dan dia adalah titisan Jesus. Boleh berkata seperti itu namun harus juga berani bilang bahwa saya bukan kristen tetapi saya agama x. Jika hal ini diberi sebuah kebebasan, tanpa ada pembatasan, jangan heran nantinya akan ada ajaran yang mengakui kucing adalah tuhan dan dirinya adalah rasul namun mengaku Islam.
Lalu apa yang salah dengan FPI atau MMI, menurut saya jika ajaran lesbian ala Irsad Manji ini terkenal luas di Indonesia, maka yang pertama kali harus disalahkan adalah FPI. Setiap tidak tanduknya FPI ini tidak pernah memperhitungkan manfaat dan kemungkaran yang timbul dari cara nahi munkarnya. Alih-alih menegakkan syariat, yang terjadi sebenarnya dengan cara kekerasan, justru subhat dan pemikiran Irshad Manji menjadi terkenal luas dan bukunya didownload oleh banyak orang. Coba yang baca orang awam, bisa jadi tambahlah pengikut ajaran Irshad Manji. FPI tidak pernahkah memperhatikan ayat al qur’an “Serulah (manusia) kpd jalan Rabbmu dgn hikmah dan pelajaran yg baik dan bantahlah mereka dgn cara yg lebih baik.” [An-Nahl: 125]. Pernahkah FPI atau MMI memperhatian bagaimana perintah Allah kepada Musa dan Harun ketika berdakwah kepada Fir’aun, Firaun itu bahkan kemaksiatannya lebih parah dari sekedar lesbi, dia mengambil hak Allah dengan mengaku Tuhan, tetapi apa perintah Allah kepada Musa dan Harun : Maka berbicalah kamu berdua kpdnya dengan kata-kata yg lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut.” [Thaha: 44]
Semangat agama saja tidak cukup, perlu berlajar dan pemahaman yang benar tentang manfaat dan mudarat yang timbul dari tindakan nahi munkar., coba perhatikan bagaimana pertimbangan Ibnu Taimiyah, ketika melihat maksiatnya tentara tar-tar. Ketika IbnuTaimiyah berjalan-jalan bersama para sahabatnya, mereka melihat sebagian orang Tartar sedang minum minuman keras, mabuk-mabukan.Sebagian sahabatIbnu Taimiyah mencela tindakan orang-orang Tartar itu dan hendak melarangnya. Namun Ibnu Taimiyah mencegah sebagian sahabatnya dan berkata : “Biarkan saja mereka. Sesungguhnya Allah melaranh khamar itu karena ia dapat membuat orang tidak melakukan shalat. Tetapi orang-orang itu, dengan minum khamar, justru membuat mereka tidak membunuh, menawan orang, dan merampok harta benda rakyat.Jadi, biarkan saja mereka”. Coba kita perhatikan cuplikan sejarah diatas. Orang mabuk dibiarkan saja, padahal itu maksiat, karena pertimbangan jika mereka tidak mabuk maka akan banyak darah yang tertumpah maka maksiat tadi dibiarkan. Kembali ke Isrhad Manji, coba didiamkan saja, paling yang hadir di diskusi Irshad Manji yang jumlahnya terbatas yang termakan subhat Irshad Manji, saya pun mungkin akan tidak tahu ada lesbi yang bernama Irshad Manji.
Akhirnya semoga kita berlindung dari Allah dari sifat merubah dan mengakali syariat Allah seperti cara beragama orang yang Allah murkai (liberal tanpa batas), dan bergama hanya dengan semangat tanpa ilmu dan pemahaman seperti orang yang Allah sebut dengan sesat. Itulah tafsir surat Al Fatihah ayat 7, ayat yang kita baca setiap sholat kita.
Wallahu’alam
Canberra minus 4 ;)
Sumber Kutipan : http://sosbud.kompasiana.com/2012/05/14/irshad-manji-dan-fpi-perspektif-jalan-tengah/, diakses tanggal 16 Mei 2012, pukul 8:40
5/15/2012
Resensi Novel Layar Terkembang
Judul : Layar Terkembang
Pengarang : Sutan Takdir Alisjahbana (STA)
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun Terbit : 2000 (PS: Pertamakali terbit pada tahun 1936)
Tebal : 166 halaman
Novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah novel roman lama yang menjadi saksi sejarah dan perkembangan Bahasa Indonesia, sekaligus jejak pemikiran modern Indonesia.
Novel ini mengisahkan perjuangan wanita Indonesia dalam mencapai cita-citanya. Roman ini termasuk novel modern disaat sebagian besar masyarakat Indonesia masih dalam pemikiran lama (1936). Novel ini banyak memperkenalkan masalah wanita Indonesia dengan benturan-benturan budaya baru, menuju pemikiran modern. Hak-hak wanita, yang banyak disusung oleh budaya modern dengan kesadaran gender, banyak diungkapkan dalam novel ini dan menjadi sisi perjuangannya seperti berwawasan luas dan mandiri. Didalamnya juga banyak memperkenalkan masalah-masalah baru tentang benturan kebudayaan antara barat dan timur serta masalah agama.
kisah bermulai dari sosok kakak beradik yang berpengarai berbeda, Tuti dan Maria. Tuti seorang kakak yang selalu serius dan aktif dalam berbagai kegiatan wanita. Ia bahkan aktif dalam memberikan orasi-orasi tentang persamaan hak kaum wanita. Pada saat itu, semangat kaum wanita sedang bergelora sehingga mereka mulai menuntut persamaan dengan kaum pria. Sedangkan Maria adalah adik yang lincah dan periang sehingga semua orang yang berada di dekatnya pasti akan menyenangi kehadirannya. Di tengah-tengah dua dara jelita ini, muncullah Yusuf, seorang mahasiswa kedokteran, yang pada masa itu lebih dikenal dengan sebutan Sekolah Tabib Tinggi. Sejak pertemuannya yang pertama di gedung akuarium Pasar Ikan, antara Maria dan Yusuf timbul kontak batin sehingga mereka menjadi sepasang kekasih.
Sementara itu, Tuti yang melihat hubungan cinta kasih adiknya sebenarnya berkeinginan pula untuk memiliki seorang kekasih. Apalagi setelah ia menerima surat cinta dari Supomo, seorang pemuda terpelajar yang baik hati dan berbudi luhur.. Namun, karena pemuda itu bukanlah idamannya, ia menolak cintanya. Sejak itu hari-harinya semakin disibukkan dengan kegiatan organisasi dan melakukan kegemarannya membaca buku sehingga ia sedikit melupakan angan-angannya tentang seorang kekasih.
Setelah melalui tahap-tahap perkenalan, pertemuan dengan keluarga, dan kunjungan oleh Yusuf, diadakanlah ikatan pertunangan antara Maria dan Yusuf. Tetapi sayang, ketika menjelang hari pernikahan, Maria jatuh sakit. Penyakitnya parah, malaria dan TBC, sehingga harus dirawat di Sanatorium Pacet. Tidak lama kemudian, Maria menghembuskan nafasnya yang terakhir. Sebelum ajal datang, Maria berpesan agar Tuti, kakaknya bersedia menerima Yusuf. Tuti tidak menolak dan dimulailah pertunangan antara Tuti dan Yusuf. Akhirnya tak lama kemudian keduanya menikah dan hidup selamanya.
Sinopsis Novel Layar Terkembang karya S. Takdir Alisyahbana
Novel Layar Terkembang, Karya Sutan Takdir Alisyahbana

Berikut ini adalah Sinopsis Novel Layar Terkembang karya S. Takdir Alisyahbana
Tuti adalah putri sulung Raden Wiriatmadja. Dia dikenal sebagai seorang gadis yang pendiam teguh dan aktif dalam berbagai kegiatan organisasi wanita. Watak Tuti yang selalu serius dan cenderung pendiam sangat berbeda dengan adiknya Maria. Ia seorang gadis yang lincah dan periang.
Suatu hari, keduanya pergi ke pasar ikan. Ketika sedang asyik melihat-lihat akuarium, mereka bertemu dengan seorang pemuda. Pertemuan itu berlanjut dengan perkenalan. Pemuda itu bernama Yusuf, seorang Mahasiswa Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta. Ayahnya adalah Demang Munaf, tinggap di Martapura, Sumatra Selatan.
Perkenalan yang tiba-tiba itu menjadi semakin akrab dengan diantarnya Tuti dan Maria pulang. Bagi yusuf, perteman itu ternyata berkesan cukup mendalam. Ia selal teringat kepada kedua gadis itu, dan terutama Maria. Kepada gadis lincah inilah perhatian Yusuf lebih banyak tertumpah. Menurutnya wajah Maria yang cerah dan berseri-seri serta bibirnya yang selalu tersenyum itu, memancarkan semangat hidup yang dinamis.
Esok harinya, ketika Yusuf pergi ke sekolah, tanpa disangka-sangka ia bertemu lagi dengan Tuti dan Maria di depan Hotel Des Indes. Yusuf pun kemudian dengan senang hati menemani keduanya berjalan-jalan. Cukup hangat mereka bercakap-cakap mengenai berbagai hal.
Sejak itu, pertemuan antara Yusuf dan Maria berlangsung lebih kerap. Sementara itu Tuti dan ayahnya melihat hubungan kedua remaja itu tampak sudah bukan lagi hubungan persahabatan biasa.
Tuti sendiri terus disibuki oleh berbagai kegiatannya. Dalam kongres Putri Sedar yang berlangsung di Jakarta, ia sempat berpidato yang isinya membicarakan emansipasi wanita. Suatu petunjuk yang memperlihatkan cita-cita Tuti untuk memajukan kaumnya.
Pada masa liburan, Yusuf pulang ke rumah orang tuanya di Martapura. Sesungguhnya ia bermaksud menghabiskan masa liburannya bersama keindahan tanah leluhurnya, namun ternyata ia tak dapat menghilangkan rasa rindunya kepada Maria. Dalam keadaan demikian, datang pula kartu pos dari Maria yang justru membuatnya makin diserbu rindu. Berikutnya, surat Maria datang lagi. Kali ini mengabarkan perihal perjalannya bersama Rukamah, saudara sepupunya yang tinggal di Bandung. Setelah membaca surat itu, Yusuf memutuskan untuk kembali ke Jakarta, kemudian menyusul sang kekasih ke Bandung. Setelah mendapat restu ibunya, pemuda itu pun segera meninggalkan Martapura.
Kedatangan Yusuf tentu saja disambut hangat oleh Maria dan Tuti. Kedua sejoli itu pun melepas rindu masing-masing dengan berjalan-jalan di sekitar air terjun di Dago. Dalam kesempatan itulah, Yusuf menyatakan cintanya kepada Maria.
Sementara hari-hari Maria penuh dengan kehangatan bersama Yusuf, Tuti sendiri lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca buku. Sesungguhpun demikian pikiran Tuti tidak urung diganggu oleh keinginannya untuk merasakan kemesraan cinta. Ingat pula ia pada teman sejawatnya, Supomo. Lelaki itu pernah mengirimkan surat cintanya kepada Tuti.
Ketika Maria mendadak terkena demam malaria, Tuti menjaganya dengan sabar. Saat itulah tiba adik Supomo yang ternyata disuruh Supomo untuk meminta jawaban Tuti perihal keinginandsnya untuk menjalin cinta dengannya. Sesungguhpun gadis itu sebenarnya sedang merindukan cinta kasih seorang, Supomo dipandangnya sebagai bukan lelaki idamannya. Maka segera ia menulis surat penolakannya.
Sementara itu, keadaan Maria makin bertambah parah. Kemudian diputuskan untuk merawatnya di rumah sakit. Ternyata menurut keterangan dokter, Maria mengidap penyakit TBC. Dokter yang merawatnya menyarankan agar Maria dibawa ke rumah sakit TBC di Pacet, Sindanglaya Jawa Barat.
Perawatan terhadap Maria sudah berjalan sebulan lebih lamanya. Namun keadaannya tidak juga mengalami perubahan. Lebih daripada itu, Maria mulai merasakan kondisi kesehatan yang makin lemah. Tampaknya ia sudah pasrah menerima kenyataan.
Pada suatu kesempatan, disaat Tuti dan Yusuf berlibur di rumah Ratna dan Saleh di Sindanglaya, disitulah mata Tuti mulai terbuka dalam memandang kehidupan di pedesaan. Kehidupan suami istri yang melewati hari-harinya dengan bercocok tanam itu, ternyata juga mampu membimbing masyarakat sekitarnya menjadi sadar akan pentingnya pendidikan. Keadaan tersebut benar-benar telah menggugah alam pikiran Tuti. Ia menyadari bahwa kehidupan mulia, mengabdi kepada masyarakat tidak hanya dapat dilakukan di kota atau dalam kegiatan-kegiatan organisasi, sebagaimana yang selama ini ia lakukan, tetapi juga di desa atau di masyarakat mana pun, pengabdian itu dapat dilakukan.
Sejalan dengan keadaan hubungan Yusuf dan Tuti yang belakangan ini tampak makin akrab, kondisi kesehatan Maria sendiri justru kian mengkhawatirkan. Dokter yang merawatnya pun rupanya sudah tak dapat berbuat lebih banyak lagi. Kemudian setelah Maria sempat berpesan kepada Tuti dan Yusuf agar keduanya tetap bersatu dan menjalin hubungan rumah tangga, Maria mengjhembuskan napasnya yang terakhir. “Alangkah bahagianya saya di akhirat nanti, kalau saya tahu, bahwa kakandaku berdua hidup rukun dan berkasih-kasihan seperti kelihatan kepada saya dalam beberapa hari ini. Inilah permintaan saya yang penghabisan dan saya, saya tidak rela selama-lamanya kalau kakandaku masing-masing mencari peruntungan pada orang lain”. Demikianlah pesan terakhir almarhum Maria. Lalu sesuai dengan pesan tersebut Yusuf dan Tuti akhirnya tidak dapat berbuat lain, kecuali melangsungkan perkawinan karena cinta keduanya memang sudah tumbuh bersemi.
Sumber kutipan : http://debritto.super-forum.net/t42-novel-layar-terkembang-karya-sutan-takdir-alisyahbana#bottom
5/13/2012
Kata Bijak
"Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baiknya dan kasihnya yang tidak diketahui orang lain".
- William Wordsworth-
5/10/2012
KEJAWEN - JAVANESE
KEJAWEN - JAVANESE
Author: iman defagundez | Posted at: 15:10 | Filed Under: D FAGUNDES
Kejawen is cultural diversity that exists in Indonesia. Although not many have followers, but kejawen is one of the unique culture that exists in Indonesia. If you are interested to know about kejawen please read the following article.
Javanese beliefs (Kebatinan or Kejawen) have principles embodying a "search for inner self" but at the core is the concept of "peace of mind".
Although Kejawen is not strictly a religious affiliation, it addresses ethical and spiritual values as inspired by Javanese tradition. It is not a religion in usual sense of the word, like Islam, Judaism, or Christianity. There are no scriptures such as the Bible or the Qur'an, nor are there prophets. There is no emphasis on eschatology (i.e., life after death, heaven or hell, devils or angels).
Kebatinan
Kebatinan is a metaphysical search for harmony within one's inner self, connection with the universe, and with an Almighty God. Javanese beliefs are a combination of occultism, metaphysics, mysticism and other esoteric doctrines, exemplifying a Javanese tendency for synthesis. The Javanese system is so flexible that syncresis in all manifestations is attainable, even that which is in conflict. Javanese ideals combine human wisdom (wicaksana), psyche (waskita) and perfection (sempurna). The follower must control his/her passions, eschewing earthly riches and comforts, so that he/she may one day reach enlightened harmony and union with the spirit of the universe.
Generally speaking, the Kebatinan follower believes in the existence of a superconsciousness in the cosmic world which is beyond humankind's comprehension, yet controls and guides humans' affairs and destiny. This superconsciousness is believed to be contacted via meditation. There are several meditation techniques (tapas): tapa kalong (meditation by hanging from a tree), Tapa Geni (avoiding fire or light for a day or days), Tapa Senen (fasting on Monday), Tapa Mutih (abstention from eating anything that is salted) and Tapa Ngablek (isolating oneself in dark rooms). Fasting is a common practice employed by Javanese spiritualists in order to attain discipline of mind and body to get rid of material and emotional desires. Many Kebatinan followers meditate in their own way to seek spiritual and emotional relief. These practices are not performed in churches or mosques, but at home or in caves or on mountain perches. Meditation in Javanese culture is a search for inner self wisdom and to gain physical strength. This tradition is passed down from generation to generation.
Evolution
Javanese spiritualism entails a never ending search for wonder and surprise. It has some foreign influences.
The Javanese tend to be flexible and pragmatic as far as one's spiritual life is concerned. The complexity is perhaps the result of Java's complicated cultural background and its myriad cultural influences. But basically, Javanese spiritualism is individualistic in approach, something typically Javanese. The approach is person-to-person or person-to-guru One on one.
Kebatinan schools
The Sumarah School: according to this school, man and his physical and spiritual world are divided into three parts: the physical body and brain, an invisible world, and a more elusive and sublime world.
In the brain, the faculty of thinking has two functions: to record memories, and to serve as a means of communion with God. One section, "Sukusma," governs the passions, while the other, the "Jiwa," provides the driving forces governing thought and reason. The invisible world, which is situated within the chest, is the Jiwa, the ineffable soul. It is here that the deeper feeling (Rasa) is located. The most elusive and sublime world is hidden somewhere near the anatomical heart.
Sumarah theology maintains that humankind's soul is like the holy spirit, a spark from the Divine Essence, which means that we are in essence similar to God. In other words "One can find God within oneself," a belief similar to the "I=God" theory found in Hindu-Javanese literature.
The Sapta Dharma School was the product of the Indonesian Revolution.
Historical texts
Kebatinan and kejawen practices are extensively written about in texts that are held in the Sanabudaya library in Yogyakarta, and the main Kraton Libraries of Solo and Yogyakarta. Many of the texts are deliberately elliptical so that those who do not work with either initiates or teachers are unable to ascertain or understand the esoteric doctrines and practices. In quite a few cases codified texts with secret systems to "unlock" the meanings are employed.
Some Javanese texts relate stories about Syekh Siti Jenar who had conflicts with Wali Sanga, the nine Islamic scholars in Java, and the Sultanate of Demak. Although Syekh Siti Jenar was a sufi whose teaching were similar with Al-Hallaj, most of his followers (i.e. Ki Kebo Kenanga) come from Kebatinan. Some historians have doubted the existence of Syekh Siti Jenar (also known as Syekh Lemah Abang), suggesting the stories represent conflicts between Kebatinan and Islam in the past.
Thank you for reading articles about kebatinan, and especially for visiting this blog. Hopefully this article useful for you to gain knowledge about Javanese.
Author: iman defagundez | Posted at: 15:10 | Filed Under: D FAGUNDES
Kejawen is cultural diversity that exists in Indonesia. Although not many have followers, but kejawen is one of the unique culture that exists in Indonesia. If you are interested to know about kejawen please read the following article.
Javanese beliefs (Kebatinan or Kejawen) have principles embodying a "search for inner self" but at the core is the concept of "peace of mind".
Although Kejawen is not strictly a religious affiliation, it addresses ethical and spiritual values as inspired by Javanese tradition. It is not a religion in usual sense of the word, like Islam, Judaism, or Christianity. There are no scriptures such as the Bible or the Qur'an, nor are there prophets. There is no emphasis on eschatology (i.e., life after death, heaven or hell, devils or angels).
Kebatinan
Kebatinan is a metaphysical search for harmony within one's inner self, connection with the universe, and with an Almighty God. Javanese beliefs are a combination of occultism, metaphysics, mysticism and other esoteric doctrines, exemplifying a Javanese tendency for synthesis. The Javanese system is so flexible that syncresis in all manifestations is attainable, even that which is in conflict. Javanese ideals combine human wisdom (wicaksana), psyche (waskita) and perfection (sempurna). The follower must control his/her passions, eschewing earthly riches and comforts, so that he/she may one day reach enlightened harmony and union with the spirit of the universe.
Generally speaking, the Kebatinan follower believes in the existence of a superconsciousness in the cosmic world which is beyond humankind's comprehension, yet controls and guides humans' affairs and destiny. This superconsciousness is believed to be contacted via meditation. There are several meditation techniques (tapas): tapa kalong (meditation by hanging from a tree), Tapa Geni (avoiding fire or light for a day or days), Tapa Senen (fasting on Monday), Tapa Mutih (abstention from eating anything that is salted) and Tapa Ngablek (isolating oneself in dark rooms). Fasting is a common practice employed by Javanese spiritualists in order to attain discipline of mind and body to get rid of material and emotional desires. Many Kebatinan followers meditate in their own way to seek spiritual and emotional relief. These practices are not performed in churches or mosques, but at home or in caves or on mountain perches. Meditation in Javanese culture is a search for inner self wisdom and to gain physical strength. This tradition is passed down from generation to generation.
Evolution
Javanese spiritualism entails a never ending search for wonder and surprise. It has some foreign influences.
The Javanese tend to be flexible and pragmatic as far as one's spiritual life is concerned. The complexity is perhaps the result of Java's complicated cultural background and its myriad cultural influences. But basically, Javanese spiritualism is individualistic in approach, something typically Javanese. The approach is person-to-person or person-to-guru One on one.
Kebatinan schools
The Sumarah School: according to this school, man and his physical and spiritual world are divided into three parts: the physical body and brain, an invisible world, and a more elusive and sublime world.
In the brain, the faculty of thinking has two functions: to record memories, and to serve as a means of communion with God. One section, "Sukusma," governs the passions, while the other, the "Jiwa," provides the driving forces governing thought and reason. The invisible world, which is situated within the chest, is the Jiwa, the ineffable soul. It is here that the deeper feeling (Rasa) is located. The most elusive and sublime world is hidden somewhere near the anatomical heart.
Sumarah theology maintains that humankind's soul is like the holy spirit, a spark from the Divine Essence, which means that we are in essence similar to God. In other words "One can find God within oneself," a belief similar to the "I=God" theory found in Hindu-Javanese literature.
The Sapta Dharma School was the product of the Indonesian Revolution.
Historical texts
Kebatinan and kejawen practices are extensively written about in texts that are held in the Sanabudaya library in Yogyakarta, and the main Kraton Libraries of Solo and Yogyakarta. Many of the texts are deliberately elliptical so that those who do not work with either initiates or teachers are unable to ascertain or understand the esoteric doctrines and practices. In quite a few cases codified texts with secret systems to "unlock" the meanings are employed.
Some Javanese texts relate stories about Syekh Siti Jenar who had conflicts with Wali Sanga, the nine Islamic scholars in Java, and the Sultanate of Demak. Although Syekh Siti Jenar was a sufi whose teaching were similar with Al-Hallaj, most of his followers (i.e. Ki Kebo Kenanga) come from Kebatinan. Some historians have doubted the existence of Syekh Siti Jenar (also known as Syekh Lemah Abang), suggesting the stories represent conflicts between Kebatinan and Islam in the past.
Thank you for reading articles about kebatinan, and especially for visiting this blog. Hopefully this article useful for you to gain knowledge about Javanese.
Sumber Kutipan : http://imandfagundez.blogspot.com/2010/12/kejawen-javanese.html
Langganan:
Postingan (Atom)