Apa sesungguhnya tujuan pendidikan itu? Inilah pertanyaan yang harus dijawab filsafat pendidikan. Agar jawabannya memuaskan, sang filsuf harus mengkaji isu-isu mendasar yang bersifat metafisik, epistemologis, moral dan politik. Filsafat pendidikan tidak akan tuntas tanpamenjawab pertanyaan turunan seperti berikut ini : apa hakikat manusia? Bagaimana seseorangmemperoleh pengetahuan? Apa standar moral yang harus dipegang manusia? Bagaimanasemestinya masyarakat diorganisir? Tidaklah cukup sekedar mengkalimatkan tujuan pendidikan.Tujuan itu seyogyanya dirinci sedemikian rupa sehingga metode untuk mencapai tujuan itu jelas.Andaikan tujuan pendidikan itu untuk membuat siswa cerdas, maka pertanyaan berikutnyaadalah, Bagaimana metode mengajarnya agar mereka menjadi cerdas?
Sumber : http://www.scribd.com/doc/71266283/Ontology-Epistemologi-Aksiologi
7/21/2012
7/20/2012
7 Hal yang Bikin Blog Ditinggalkan Pembaca
Merasa bingung mengapa blog Anda yang awalnya ramai pengunjung, perlahan jadi sepi? Bahkan para follower blog yang dulu sangat interaktif, kini tak lagi muncul di laman untuk member komentar?
Pertanyaan macam itu sering terbersit di benak para blogger. Sebenarnya ada 7 “dosa” yang dilakukan blogger tanpa disadari, yang membuat popularitas blognya merosot. Apa saja itu?
Pertanyaan macam itu sering terbersit di benak para blogger. Sebenarnya ada 7 “dosa” yang dilakukan blogger tanpa disadari, yang membuat popularitas blognya merosot. Apa saja itu?
STUDI KOMPARATIF WAYANG GOLEK PURWA KHAS KUNINGAN DAN SUMEDANG JAWA BARAT DALAM ANALISIS SEMIOTIK TAHUN 2007 SAMPAI 2010
Masyarakat Akademik yang Literat
Netsains – Pendidikan bangsa kita (baca: Indonesia) mengalami ketertinggalan selama 10-15 tahun dibandingkan dengan pendidikan negara Asia lainnya, seperti Jepang dan Korea. Sumber daya manusia Indonesia berada pada posisi ke-109 (UNDP, 2000) terpaut satu angka di bawah Vietnam. Daya saing bangsa kita berada pada posisi ke-46 (2000), jauh di bawah negara-negara Asia lainnya. Sejumlah 84% (168 juta dari 200 juta) penduduk Indonesia termasuk melek huruf, namun di Indonesia hanya terbit 12 buku untuk satu juta penduduk pertahun. Ini di bawah rata-rata negara berkembang lainnya yang mampu menerbitkan 55 buku untuk satu juta penduduknya pertahun atau di negara maju yang mencapai 513 buku untuk setiap satu juta penduduknya pertahun (Alwasilah, 2000).
Belum lagi kondisi mayoritas komunitas kampus yang masih tidak terampil menulis, terbukti dengan jumlah publikasi yang rendah, yakni berada pada urutan ke-92 di bawah Malaysia, Nigeria dan Thailand (Alwasilah, 2000). Indonesia setiap tahunnya hanya mampu menerbitkan 3-4 ribu judul buku baru. Padahal Amerika pada tahun 1990 menerbitkan judul buku baru sebanyak 77.000 buah, Jerman Barat sebanyak 59.000 buah, Inggris sebanyak 43.000 buah, Jepang sebanyak 42.000 buah dan Prancis sebanyak 37.000 buah. Data lain menunjukkan bahwa perbandingan antara jumlah koran dengan jumlah penduduk di Indonesia 1:41,53, sementara di Inggris satu koran dibaca oleh 3,16 orang, di Jerman 3,19 orang, dan Amerika Serikat 4,43 orang. Rendahnya kemampuan menulis dosen diperkuat oleh laporan Dirjen Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, terbukti dengan rendahnya penerbitan jurnal ilmiah. Di Indonesia terdapat sekitar 266 jurnal dalam kelompok bidang: bunga rampai (40 buah), ekonomi (32 buah) kependidikan (30 buah) kedokteran umum (17 buah), pertanian (13 buah), sosial budaya (8 buah), teknologi rekayasa (7 buah), teknologi tepat guna (7 buah), manajemen (6 buah), psikologi (5 buah), kesehatan masyarakat (5 buah), MIPA (5 buah), bahasa/sastra (5 buah), kedokteran gigi (4 buah), administrasi (4 buah), dan 22 kelompok lainnya berkisar antara 1-3 buah. STAID (Science and Tecnology for Industrial Development) juga melaporkan bahwa antara tahun 1976-1981 ISSN di Indonesia berjumlah 4.167 buah, 2.345 di antaranya majalah, 16,8% majalah pertanian, ilmu-ilmu pengetahuan sosial 10,8%, dan ilmu pendidikan 10,7% (Republika, 6-12-1993).3 Cara Berpikir Orang Sukses
3 Cara Berpikir Orang Sukses - Semua ingin sekali menjadi orang yang sukses. Sebenarnya apa sih yang dibutuhkan agar sukses? Ternyata menurut Nathalia Sunaidi, seorang Hypnotherapist dan guru Hypnotheraphy di Nathalia Institute, orang yang sukses itu punya cara pikir dan respon yang beda terhadap situasi.
"Rumusnya mudah, events plus responses sama dengan outcomes. Intinya respon Anda menentukan hasil nantinya," jelas Nathalia dalam sesi Dove Secret Strength Camp, Hotel Padma, Bandung, Jawa Barat, Jum'at (13/7/2012), lalu. Ada tiga respon yang bisa Anda kendalikan dalam hidup Anda. Mulailah mengendalikan pikiran Anda, Image tentang Anda yang ada di kepala Anda, terkahir kata-kata yang Anda katakan.

Nathalia memberi contoh sebuah kisah sukses penyanyi Elvis Presley, "Jika Elvis saat audisi mendengarkan produser saat itu yang mengatakan bahwa dia harus melupakan mimpinya menjadi penyanyi dan tetap menjadi supir truk. Saat ini dunia tak akan mengenal Elvis Presley," ceritanya memberi semangat.
"Bila Anda bisa merubah semua itu maka Anda akan menghasilkan performa yang luar biasa seperti yang Anda inginkan," saran Nathalia. Lebih Lanjut Nathalia menjelaskan cara melakukan perubahan tiga respon tersebut. "Caranya mulailah menggunakan self talk para orang sukses."
1. Hilangkan kata negatif
Cobalah untuk selalu menggunakan kalimat positif. Buang kalimat yang menggunakan kata jangan. Misal "Jangan malas bikin laporan." atau "Jangan nonton TV sampai larut malam." Sebagai gantinya. "Saya akan menyelesaikan laporan ini." atau "Saya akan nonton satu jam lalu tidur."
2. Buat deklarasi positif
"Banyak sekali dari kita yang mengeluarkan pernyataan yang tanpa sadar menjadi sugesti dan kenyataan dalam hidup kita, contohnya, saya tak akan mendapatkan lelaki yang saya inginkan atau saya tidak mampu membeli barang mahal. Nah, kejadian deh." Nathalia memberi contoh. Mulai sekarang, selalu bikin deklarasi positif seperti "Saya selalu beruntung." "Semua bisnis yang saya jalani menguntungkan."
3. Naikkan level vibrasi Anda
"Jika Anda mengatakan hal negatif pada self talk Anda, maka Anda sedang menurunkan level vibrasi Anda,"kata Nathalia. Mulailah mengatakan pada diri Anda hal-hal yang positif saja seperti: "Saya memutuskan untuk mendapatkan pasangan yang baik." atau "Saya sedang dalam proses menjadi sukses."
Sumber : http://raytkj.blogspot.com/2012/07/3-cara-berpikir-orang-sukses.html#ixzz217Vpfyuu
Langganan:
Postingan (Atom)